Senin, 13 Juni 2016

Selamat berpuasa dan jangan lupa tarawih

Assalmuallaikum teman-teman...

   Selamat melaksanakan ibadah puasa Ramadhan 1437 H bagi yang menjalankannya...
Bagaimana puasa hari ini lancar??
Allhamdulillah gue lancar...
Masih kuat sampai beberapa hari kedepan? Gue insya Allah ada bolongnya, karena gue wanita normal.


   Habis buka begini biasanya ngapain? Sholat Maghrib? Oke sudah, Lanjut makan? Jangan deh, Langsung ke Masjid? Oke kita langsung ke Masjid Sholat Tarawih.


   Sholat Tarawih minggu kedua ini masih sama pada minggu pertama yaps masih ramai banget jamaah datang ke masjid, jelas dong orang masih semangat gitu, bahkan terkadang saat bulan Ramadhan itu banyak banget mendadak alim yaps, seperti postingan gue kali ini yang di buka dengan salam hahaha biasanya juga 'say hai' doang...


   Ngomong-ngomong Sholat Tarawih, kali ini gue akan bercerita tentang pengalaman gue sholat Tarawih tapi sebelumnya gue mau kasih tau dulu. Sholat Tarawih itu adalah Sholat sunah yang biasa dilaksanakan pada bulan suci Ramadhan yang biasanya dilakukan di Masjid  setelah Sholat Isya. Biasanya di setiap Masjid berbeda-beda rakaatnya, ada yang 8 Rakaat dan ada pula yang 20 Rakaat.


   Mulai bercerita, Dulu saat gue masih SD, Sholat Tarawih ini yang gue tunggu-tunggu soalnya gue Sholat di Sekolahan gue, SD Muhammadiyah atau SD swasta islami terbaik di kutai kartanegara ini terdapat masjid untuk Jamaah Orang dewasa dan di Kelas untuk jamaah anak-anak. Biasanya orang tua gue di tempat orang dewasa sedangkan gue sama abang gue yang waktu itu masih SD juga ya di tempat anak-anak, mau tau kenapa gue suka banget sholat di bagian anak-anak? Selain ngisi buku kegiatan Ramadhan dan cepat keluarnya terus di akhir sholat di beri makanan guys, anak kecil mana sih yang nggak suka di beri makanan walaupun cuma makanan ringan yang seribuan bahkan gopekan, hehehe...


   Setelah gue lulus dari SD itu, gue pun melanjutkan ke MTs nahh saat MTs ini gue juga pindah tempat tarawihnya bukan pindah ke masjid dewasa di SD tapi pindah ke Masjid yang lebih dekat dari rumah, lebih tepat gue mulai agak malas, di Masjid ini gue biasanya pergi bersama Santi, teman kecil gue ini yang sudah tobat sejak masuk MTs. Kebiasaan kita adalah datang duluan dan pulang duluan, biasanya Santi bersama adiknya Ica *bukan Ica Uttaran* samperin gue tepat sesudah orang habis buka puasa pada pukul jam 7 kurang 10 menit.


   Kita pun bersama-sama berjalan menuju Masjid dekat rumah dan sesampai kita di sana masjid masih kosong, kami meletakkan mukena di bagian belakang soalnya biasanya yang di depan itu ibu-ibu, nggak enak gitu kalau kita di depannya. Sesudah meletakkan mukena biasanya kita ke warung dulu, ngapain? Yaps kita duduk-dudukan sambil membeli beberapa kemilan, terus ketika orang sudah adzan baru deh kita wudhu cepat-cepatan dan memasang mukena dengan cepat. Biasanya di Masjid ini melakukan 20 rakaat jadi biasanya kalau kami sesudah sholat Isya melaksanakan tarawihnya cuma 8-10 rakaat doang setelah itu pulang, hahahaha datang duluan, pulang duluan. *oke ini jangan ditiru*


   Selain itu pengalaman tarawih gue selain itu yaitu waktu liburan puasa SD ke rumah nenek gue di Depok. Di sana gue punya beberapa teman akrab nah, mereka itu selama gue di sana ngajak gue tarawih bahkan ngaji, berhubung di kalimantan gue udah les ngaji jadi gue hanya mau di ajak Tarawih + main doang yang aktifitasnya di malam hari. Seperti kebiasaan anak-anak yaitu ketika orang ceramah kita pada cabut dari masjid karena biasanya setelah selesai sholat isya sekitar 10-15 menit gitu imam-nya ceramah, nahh gue dan teman-teman gue pun cabut ya kita main lari-larian, buaya-buayaan dan masih banyak lagi pokoknya gue lupa nama permainannya.


   Oke lanjut sholat tarawih sampai habis, tapi setelah habis kita lanjut main permainan yang tadi belum selesai bahkan kita bermain sampai larut malam dan gue pernah di kunciin kakek gue soalnya dia kira gue udah tidur ternyata masih main sama teman-teman, bagaimana caranya gue pulang? Teman-teman gue bantuin, bantuin teriakin buat bangunin orang rumah, untung deh belum pada tidur kalau tidak, bagaimana nasib gue? Bisa jadi anak jalanan semalam


   Terakhir, Saat SMA ini gue memang jarang yang namanya tarawih yahh biasanya cuma minggu pertama dan beberapa hari minggu kedua doang gue rajinnya, sisanya bolong karena gue lebih milih bantuin nyokap dagang yahh biar ada karyawati di toko tapi apalah gue lebih suka main di kasir ngitung uang *berasa boss*, Eh enggak kok, hmm berhubung cabang toko nyokap gue ada 2 jadi terpaksa gue bantuin karena gue itu lumayan hapal modal barang ketimbang hapal rumus fisika*eh* iya biar begitu kan nanti gue di kasih "money" juga guys dari nyokap gue, lumayanlah buat tambah-tambah tabungan gue...


   Sekian dari cerita blogg gue buat edisi Puasa, Selamat menjalankan ibadah puasa buat para pembaca yang menjalankannya. Terima kasih telah membaca cerita tarawih gue....


   Ohiya, boleh kali mampir ke Wattpad gue buat baca cerita gue judulnya Asrama ada Asmara jangan lupa untuk di follow, Vote dan Comentt.Thanks to readers...

Senin, 02 Mei 2016

Hotel perkemahan #fiksi

  
"Semua siswa baru wajib mengikuti perkemahan ini!" Ujar ketua osis yang memberi pengumuman tentang perkemahan, para siswa pun ada yang senang dan ada yang kesal termasuk Jia, karena Jia tidak biasa mengikuti acara perkemahan seperti ini, tetapi yasudahlah semalam tanpa AC tidak apa-apalah menurutnya.

  Jia pun berkumpul dengan teman-teman satu kelompok dan ternyata mereka juga tidak menyukai perkemahan. Ada yang mengajak bolos, ada yang nyuruh bilang saja orang tua tidak mengizinkan dan lain-lain tapi apalah mereka tetap harus mengikuti perkemahan ini kalau tidak mos mereka di anggap tidak lulus dan harus di ulang tahun depan.

   Keesokan harinya tepat dihari Sabtu, para siswa berkumpul di lapangan sekolah dengan membawa peralatan kemah lengkap, lalu para siswa diarahkan menaik bis untuk menuju taman perkemahan. Jia yang gayanya selangit itu membawa perlengkapan kemahnya dengan membawa koper.
   
     Setibanya di taman perkemahan, para siswa di suruh membuat tendanya per kelompok, berhubung kelompok Jia kelompok anak konglomerat, mereka membawa tenda yang tinggal dikembangkan saja lalu bisa berdiri menjadi tenda.

    "Panas juga ya dalam tenda." Ujar Jia.

    "Ya kali dalam tenda dingin." Sambung Intan.

    "nanti ya aku bikin tenda yang ada AC nya!" tambah Cella.

    "Hellehh... mana bisa, mana ada listrik di hutan!" Ujar Keke.

    "Yaudahlah! Siapa nih yang mau masak makan siang kita ini?" Tanya Intan.

    "aku aja, aku kan calon chef terkenal!" tawar Keke.

   "Ngapain bikin, beli dong!" Ujar Jia.

   "Hellow... mana mungkin mas-mas delivery bisa masuk sini." Ujar Intan.

    "Bisa... kalian tutup mata kalian..." suruh Jia, semuanya menutup mata, kecuali Jia. "Hallo... mbak pesan ayam,nasi, kentang dan esnya 4 ya!" Jia memesan makanan, lalu Jia membuka koper besarnya dan masuk ke dalam koper itu.

   Seperti dunia mimpi, Jia pun akhirnya tiba di rumahnya sambil menunggu makanan, sedangkan teman-temannya di tenda sudah mulai ribut.

    "Ji, lama banget, lapar ni!" Ujar Intan.

    "Apa perlu aku bantu?" Tanya Keke.

    Tidak lama kemudian makanan yang di simpan datang, Jia pun masuk kembali ke sebuah koper yang ada di kamarnya dan ia pun tiba kembali di tendanya.

    "Yeheee... mmm wangii" gumam Jia, "okehh girls, buka mata kalian" suruh Jia.

    "Waww... ayam!!" Seru Cella.

     "Makan sudahh yukk!" Suruh Intan.

     "Kok secepat ini sih mas-mas delivery ngantarnya ke hutan gini?" Tanya Keke yang heran.

     "Tidak usah banyak tanya, makan saja sudah!" Ujar Jia.

     Mereka pun makan bersama-sama di tenda yang pengap itu. setelah selesai makan semua siswa berkumpul lagi di lapangan untuk bermain sebuah game dari anak-anak osis. Permainan itu pun sangat menyenangkan, tampak sekali dari wajah-wajah bahagia dari semua siswa terkecuali Jia dan teman-teman, seperti ada beban di wajahnya, kelompok anak manja itu sepertinya tidak menyukai perkemahan ini.

    Acara pun berlanjut sampai malam bahkan sampai tengah malam. Walaupun sampai malam semua siswa tetap antusias melaksanakan kegiatan ini, walaupun demikian tapi banyak juga yang tiba-tiba mendadak sakit dan pingsan, tapi syukurlah tidak ada siswa yang kesurupun di acara ini.

     Acara tengah malam yaitu api unggun akhirnya berakhir, semua siswa, para anak osis pun kembali ke tendanya dan para penjaga tetap duduk di tempat penjaga. Jia dan teman-teman setendanya juga masuk ke tenda, tampak mereka tidak bisa tidur dam hanya sekedar memejamkan matanya saja.

    Jia yang tidak bisa tidur pun, menyusun pakaian ganti dan tas nya menyerupai tubuh dan di selimutinya lalu ia pun masuk ke koper besarnya dan ia pun tiba di sebuah kamar Hotel, Hotel ini milik ayahnya dan salah satu kamar memang tempat khusus Jia menginap.

    "Hoammss... akhirnya tidur." Ujar Jia, sambil menyetel jam beker kamar hotel itu ke pukul 4 pagi.

    Namun, teman tendanya yang menyadari kehilangan Jia pun terbangun dan mencari-cari.

   "Jia, kamu dimana?" Tanya gadis beramabut panjang (Intan).

    "Ihh Jangan-jangan Jia, di makan harimau!" Duga Cella.

    "Mana mungkin, tenda kita tertutup gini," sambung Keke, "Jia kamu dimana?" Tanya Keke sambil membuka kopernya Jia, "lah itu Jia!" Tunjuk Keke, jika ada seseorang yang masuk maka orangnya kelihatan seperti ada cermin disekitar koper.

     "Apaan sih Ke? Banyak ngayal kau!" Ujar Intan.

     "Ii beneran... itu loh!" Tunjuk Keke lagi dengan penasaran mereka pun mencoba masuk ke koper besar itu, mereka pun sampai di kamar hotelnya Jia. "Tuh kan Jia di sini" kata Keke yang membenarkan.

     "Sstt... jangan ribut!" Kata Cella, "keren yaa... koper ajaib!" Tambahnya.

     "Jia... Jia... apakah ini kamu?" Tanya Keke, sontak Jia pun terbangun.

     "Hah...Kalian ngapain disini?" Tanya Jia.

     "Kami kira kau hilang dan aku pun iseng membuka koper besarmu lalu aku mencoba masuk karena kopermu kosong!" Jelas Keke.

     "Aduuh nanti kita ketahuan nginap di sini, bagaimana susun tas kalian menyerupai tubuh, seperti aku tadi, ngerti kan?" Tanya Jia, lalu mereka mengangguk dan kembali ke tenda lewat koper ajaib milik Jia. Tidak sampai 5 menit mereka pun sudah sampai lagi di hotel Jia lewat koper ajaibnya.


***

     KRIIING...KRIIINGG...KRIIING...! Suara jam beker yang telah di setel Jia tadi tidak satupun yang menghiraukan suara jam itu. Namun, tidak lama itu Keke pun terbangun.

    "OMG... SETENGAH LIMA... TEMAN....TEMANN...TEMAN... BANGUN!" Teriak Keke padahal jam masih menunjukkan 4 lewat 5 menit.

    Sontak semua temannya terbangun dari lelap tidurnya lalu mereka berebutan kamar mandi.

    "Gue duluan ya!" Ujar Intan.

    "Nggak, gue duluan gue yang punya hotel!" Jelas Jia, dengan terpaksa temannya pun mengalah dan  mengikuti apa kata Jia.

   Setelah semuanya selesai mandi, mereka pun menyantap hidangan yang sudah di pesan Jia tadi, Restoran Hotel ini menerima pesanan 24 jam jadi bisa kapan saja memesan makanan.

   Namun, di taman perkemahan saat seorang anak osis yang hendak membangunkan kelompok Jia dan teman-temannya, dia telah meneriakin dari luar tapi tak satupun yang keluar, karena kesal ia pun menengok ke dalam dan membuka salah satu selimut dan selimut lain, betapa terkejutnya ia tidak menemukan anak-anak disitu, ia pun memberi tahu ke anak osis lain.

***

    Setelah Jia dan teman-temannya selesai makan ia pun kembali ke tenda melalui koper, dan terkejut tendanya berhamburan, Jia yang curiga melihat kejadian sebelumnya di koper ajaibnya, dan jelas ada satu anak osis yang masuk tetapi tak adalagi yang mengecek masuk, lalu mereka pun mencari sebuah alasan, berbagai macam alasan di utarakan, dan akhirnya mereka menemui alasan yang tepat dengan memberanikan diri Jia duluan yang keluar dari tenda.

    "Hoammss... udah pagi!" Ujar Jia sambil meregangkan otot tubuhnya.

    "Heyy anak baru dari mana kamu?" Tanya seorang anak osis yang melihat kearah Jia.

    "Baru bangun tidur..." jawab Jia dengan polosnya.
     "Mana teman-teman kamu?" Tanyanya.

   "Ada di dalam!" Jawab Jia singkat. "Gais, keluar!" Suruh Jia, teman-temannya pun keluar.

    "Dari mana kalian?"tanya ketua Osis.

     "Baru bangun tidur!" Jawab Keke.

      "Geo! Tadi katamu mereka tidak ada! Dan ini mereka ada!" Kata ketua Osis dengan nada tinggi. "Tadi kenapa kalian tidak bangun saat dibangunin?" Tanyanya kepada Jia dan teman-temannya.

      "Gak dengar kak!" Jawab Cella.

    "Tapi tadi saya cek dalam memang nggak ada!" Ujar Geo.

      "Nggak ada tu kakak panggil, nah tapi pas dengar ribut-ribut dari tenda lain makanya kami keluar!" Jelas Intan.

      "Oke... sebagai hukumannya... Geo yang saya hukum karena telah membuat semua orang panik!" Ujar Edo si ketua osis, "Sekarang Geo kamu Push up 10 kali!" perintah Edo, Geo pun melaksanakannya.

     Selanjutnya mereka berolahraga pagi semua siswa mengikutinya dengan senang, kecuali Jia dan temannya tidak mengikuti senam pagi itu dan malah asik mengobrol di barisan belakang.

    "Mager banget nah senam kayak gini!" Ujar Cella.
     "Enak ngegym lagi dari pada senam ibu-ibu gini!" Tambah Intan.

     "Ada cogan lagi di tempat gym!" Sambung Keke.

    Setelah senam mereka pun kembali ke tenda membuat sarapan, berhubung Jia dan teman-temannya sudah makan di hotel tadi, mereka malah sibuk berfoto-foto di dalam tenda, setelah itu mereka membersihkan tenda dan melipat tenda kembali.

      Selanjutnya mereka melakukan upacara penutupan perkemahan. Tidak lama upacara mereka pun akhirnya bergegas menuju bis dan pulang kerumahnya masing-masing.

"END"
  
     
  

Rabu, 27 April 2016

Alergi itu terkadang menyebalkan

Hai... Hai....
   Selamat malam semua... Spesial akhir bulan ini, aku nggak bikin karangan hehe... Kali ini aku akan membahas tentang penyakit tepatnya Alergi, Alergi itu apa ya? Ada yang mempunyai Alergi dengan sesuatu? Malam ini saya akan bercerita tentang alergi yang menyerang diriku, tapi sebelumnya aku akan menjelaskan sedikit tentang alergi.
   Alergi itu adalah suatu reaksi yang berlebihan dari sistem pertahanan alami tubuh. Sistem kekebalan tubuh kita biasanya melindungi tubuh dari virus dan bakteri dengan memproduksi antibodi.
   Namun dalam reaksi alergi, sistem kekebalan tubuh mulai melawan zat-zat yang biasanya tidak berbahaya menjadi reaksi yang berlebihan. Reaksi yang berlebih itu dapat menyebabkan pilek,mata gatal, kesulitan bernapas, gatal-gatal, mual, dan diare.
   Banyak dari kita memiliki beberapa masalah dengan alergi pada beberapa titik kehidupan kita. Reaksi alergi itu ada 2 yaitu reaksi ringan sampai reaksi berat, bahkan sampai mengancam jiwa.
   Tetapi kebanyakan reaksi alergi yang terjadi pada kita adalah reaksi ringan dan dapat disembuhkan dengan obat-obatan yang dapat dibeli secara bebas. Reaksi alergi yang berat dapat terjadi, ketika alergi menyebabkan masalah lain seperti mimisan, masalah pada telinga atau batuk dan harus segera diperiksakan ke dokter.
   Dan seperti yang aku ketahui Alergi itu bermacam-macam jenisnya, Ada Alergi Bulu Hewan, Alergi Makanan, Alergi sinus musiman, Alergi Obat, Alergi Zat Kimia dan masih banyak lagi.
   Sekarang aku sedikit bercerita tentang Alergi yang ada pada diriku, Pertama adalah Alergi pada bulu hewan dan debu. Orang-orang terdekatku bahkan tak percaya aku memiliki alergi bulu hewan, karena aku sangat mencintai hewan-hewan berbulu seperti Kucing,Anjing dan Kelinci. Mungkin orang yang berteman denganku di media sosial tidak percaya karena aku sering sekali memposting keakrabanku dengan hewan bernama kucing itu.
     Walaupun kucing dirumahku sering kumandikan, tapi selalu aja reaksi alergi itu datang,  2-5 menit sesudah mengelus-ngelus bulu lembutnya, mungkin saatku bernapas terus terhiruplah dan refleksnya hidungku yang padahal nggak pilek pasti akan bersin dan tanpa sengaja aku menggosok-gosok hidung lalu tersentuhlah bagian wajahku timbulah reaksi gatal-gatal pada wajahku begitupun aku jika terhirup debu .
     "Ini menyebalkan" kata itu yang paling seringku ungkapkan jika alergi ini muncul. Tapi, aku nggak pernah jera dan tetap mengelus dan menyayangi kucing kesayanganku ini karena menyayangi dan memelihara kucing dengan baik itu masih Sunah Rasul.

     Selain itu, aku juga Alergi Suhu. Aku nggak bisa berada di suhu terlalu dingin dan juga panas. Untuk suhu terpanas didaerahku 35 derajat celcius, terkadang selalu membuatku bersin-bersin makanya aku selalu sedia minyak kayu putih untuk meredakan itu atau kalau tidak, aku segera ngadem lalu duduk di dekat kipas angin.
    Terlalu dingin? Biasanya sih orang senang banget ya dingin apalagi dekat AC, kalau aku? Senang,enak dingin, tapi yap ada tapinya jika suhunya dingin banget bisa membuatku bersin-bersin, contohnya saja seperti di pesawat suhunya pasti dingin, walaupun aku sering bolak-balik Balikpapan-Jakarta sungguh dinginnya di pesawat itu tubuhku taknggak kuat, terkadang saat di pesawat aku sedikit malu karena harus bersin-bersin bahkan ada beberapa orang yang melihat kearahku merasa terganggu jika reaksi alergi itu muncul.
   Alergi makanan? Mungkin semua orang mempunyai alergi ini, untunglah semua makanan tak ada pantangan bagiku hanya saja aku tidak boleh berlebihan memakan sebuah makanan yaitu kepiting laut, ini makanan favorit aku loh tapi nggak boleh banyak-banyak, dulu sebelum mengetahui mempunyai alergi ini setiap kali mamaku membuat ini biasanya sepiring itu sekitar 6-8 ekor kepiting pasti habis denganku sendiri saja, karena di rumah ini hanya aku yang suka kepiting.
     Alerginya sih nggak parah paling hanya gatal di sekitar betis kaki saja, kalau dikasih bedak gatal juga sembuh, jadi kalau nggak mau datang alergi itu ya makan sedikit aja 2-3 ekor saja cukup. Lagipula Rasulullah juga menjelaskan sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Jadi intinya aku masih bisa memakan itu asal nggak banyak, dan akupun bebas memakan semua yang halal tanpa ada pantangan dan tak berlebihan.
    Kalau kalian alergi apa? Mungkin segini saja ya postingan saya, terimakasih sudah mau membaca...

Sabtu, 02 April 2016

Pulang Ke Sungai Puar

   Haihaihai.... Malam semuanya, apakabar ? Aku harap semuanya baik-baik saja. Senin besok libur lagi nih, Kakak kelas 12 mau UN, Semangat ya kakak-kakak!. Selagi libur terus nggak ada PR lumayan nyantai-nyantai sambil perawatan di rumah.
  
  Sebelum UN yaitu UAS, nah waktu kakak kelas 12 lagi sibuknya UAS, aku malah liburan keluar kota *Maafkan adik kelasmu ini kakak*.  Berhubung aku sekolah di MAN, nah liburnya lumayan lama banget, 2 minggu teman! lumayankan buat liburan ye nggak? UAS-nya sih sama kayak sekolah umum pelajaran Kimia, Fisika dll. Tapi UAS bagian agama (Fikih,SKI dll) yang nggak ada di sekolah umum, makanya nambah hari buat ulangan itu.
 
   Liburan 2 minggu kemarin aku sempetin pulang ke kampung halaman tercinta, ke mana? Ke Sungai Puar,Bukittinggi. Walaupun ini kampung halaman tapi keluarga yang tersisa disini hanya sedikit karena semua keluargaku sudah merantau ke luar kota terutama di Jabodetabek, maka dari itu aku malah sering ke Jakarta.
   
   Hari pertama libur sekolah padahal tanggal 4 Maret kemarin tapi aku baru berangkat ke Padang tanggal 8 Maret. Aku berangkat dari Tenggarong Sebelum Subuh dan sampai di Balikpapan sekitar jam 8 pagi.
    
    Pertama, pesawatku terbang dari Balikpapan menuju Jakarta, lalu aku transit dan bertemu Abang dan Nenekku di Bandara Soetta, lalu barulah pesawat selanjutnya membawaku terbang menuju Padang. Waktu di Balikpapan lebih cepat sejam dari Jakarta dan Padang.
   
    Akhirnya aku sampai di kampung halamanku tercinta yaitu Sungai puar sebelum maghrib, dan saat itu aku disambut dengan Hujan deras hufftt..dingin. Malam harinya yang biasanya aku nggak mau lepas dari kipas angin, malam itu nggak pakai kipas, dingin banget alhasil aku bersin-bersin karena aku gak bisa terlalu dingin seperti itu.
  
    Pagi harinya setelah Ayahku mandi, selanjutnya aku yang mandi, karena nggak tau kalau airnya dingin sekali dan udah kebelet mau BAB, aku pun meminta mamaku memasak air panas. Aku kira hanya udara yang dingin ternyata airnya kayak air dalam kulkas, begitupun sabun dan perlengkapan mandi lainnya yang baru saja digantungin Ayahku tadi tiba-tiba udah dingin.
   
    Usai Mandi, Aku pun berjalan-jalan sekitar rumah menghirup segarnya udara pagi nan dingin ini. Sayangnya aku tidak bisa menyaksikan Gerhana pada saat itu karena ketutup awan  jadi ya aku Foto-Foto Gunung Merapi yang ditutupin kabut pagi dan berfoto di rumah bersejarah ini, kata nenekku itu rumah buat ibunya dan saudara perempuan lainnya. Kata nenekku Orang Minang kalau ngasih warisan hanya untuk anak perempuannya saja, yang laki-lakinya cari sendiri. (Abaikan orang yang ada di foto ini)

    
    Setelah tadi berfoto-foto di depan rumah neneknya mama, Aku berjalan ke bawah ke rumah neneknya Ayah, lagi-lagi ketempat bersejarah.Yang kanan rumah Neneknya Ayah dan yang kiri rumah Ibunya Ayah dan saudara perempuannya.

    Tak lupa juga berziarah ke makam nenek dan Kakek dari Ayahku, makamnya tepat di depan rumah, rada serem sih tapi yah santai aja, lagian isinya para kakek dan nenekku saja. Setelah berziarah aku pun ketiduran di rumah Ibunya Ayah atau Nenekku, anginnya sepoi-sepoi sekali, tak lama itu aku pun dibangunin dan orang tuaki mengajak berjalan dan naik angkot menuju Pasar Aur.


    Setelah berjalan-jalan di Pasar Aur, akhirnya kita menuju Jam Gadang, yuhuu... tempat yang sangat ingin kukunjungi, lagi-lagi aku berselfi lagi bersama abangku, (foto terus sampai penuh memori hehe)... Tidak berlama-lama, akupun menuju Pasar Atas sekedar berjalan-jalan dan kali aja ada souvenir lucu buat di bawa ke Kalimantan. Selanjutnya sebelum maghrib aku dan keluargaku kembali ke rumah karena kalau sudah maghrib udah nggak ada angkot menuju Sungai puar.




    Keesokkan harinya, orang tuaku menyewa mobil dan jalan menuju Batusangkar,pertama Ke Istana Pagaruyuang, terus jalan ke rumah adiknya Kakek dari mamaku di Pasar Batusangkar. Lanjut lagi, ke Danau Singkarak cuma sekedar foto-foto cukup jauh sih yahh, terus terakhir waktu mau maghrib ke Padang Panjang ke rumah sepupunya Ayah lalu kembali lagi ke rumah sekitar habis isya, capek sekali seharian kita berputar-putar.


    Hari ke 3, aku ke bawah lagi diundang makan siang sama adiknya Nenek dari Ayahku, lalu setelah jum'atan aku pergi ke Sawahnya Nenek, cuacanya panas terik tapi dingin teman! Mungkin bagiku dingin, bagi orang asli sana sih panas(Abaikan aku dan mamaku yang sedang berselfie). Terus saat di Sawah mungkin aku nggak terbiasa jalan di pematang sawah, aku jadi berkali-kali jatuh dan rada alay gitu teriak-teriak, tapi untungnya aku jatuh tidak merusak tanaman-tanaman di sana.
        Besok harinya, padahal aku mau ke tembok China-nya bukittinggi, tapi cuacanya yang tidak memungkinkan karena hujan, jadi aku ke Lobang Jepang (Abaikan wajah abang gue). Aku mengira disana aku bakalan hangat atau keringatan ternyata disana malah dingin, Walaupu aku dari bawah naik ke atas naik tangga dan anak tangganya lumayan banyak, lumayan capek dan akhirnya... akhirnya aku berkeringat, tapi keringatnya juga keringat dingin hehehe. Sembari menunggu hujan sedikit reda, aku dan keluargaku duduk di Gazebo Panorama Ngarai Sianok.

    Hujan pun tak kunjung reda, akhirnya kita pergi ke Pasar Bawah lalu ke Pasar Atas mencari oleh-oleh khas dari Bukittinggi. Setelah capek berputar-putar,  aku beristirahat dan duduk-duduk santai di sekitar Jam Gadang, lalu akhirnya aku dan keluargaku makan di Restoran Padang dekat Jam Gadang, Makanannya enak sekali...

       Hari Terakhir, Liburan sekolah belum habis tapi kita harus sudah balik, tapi nggak langsung balik ke Kalimantan dan aku akan mengunjungi kota lagi yaitu Jakarta dan Bandung. Berat banget rasanya mau pergi dari Bukittinggi, tempatnya enak, sejuk, indah, pokoknya menyenangkanlah.


     Sebelum pergi ke Bandara Minangkabau International, sembari lewat aku dan keluargaku mampir ke Air Terjun Lembah Anai (Abaikan wajah Ayahku dan Mamaku), Airnya masih jernih sekali, airnya dingin seperti Es, dan juga tidak ada satupun sampah masyarakat disana, terawat sekali air terjun ini. sayang banget aku tidak bisa berenang karena bajuku sudah di dalam koper, jadi aku hanya sekedar berfoto-foto lalu duduk di bebatuan dan merendamin kaki.

     Tidak lama di sana, aku dan keluargaku pun segera pergi menuju bandara dan akan terbang menuju Jakarta. Bye Bukittinggi, aku pasti kembali.

     Inilah kisah liburanku di kampung kemarin, sayang banget nggak bisa lama-lama, kalau bisa lama-lama semua kawasan wisata aku kunjungin, mungkin kapan-kapan aku bisa kembali ke sana berlibur atau mungkin bisa tinggal disana. Yeheee....

     Terima kasih udah mau baca....
  

Selasa, 22 Maret 2016

Antara Terlambat dan Terlarang #Cerpen

   "Risya-Risya ... masih tidur aja lu jam segini."Ujar seorang pria remaja yang menghampiriku lalu terbaring di sampingku.

   "Ahh bodok... mending lu bang yang mandi, bentar lagi jumatan." Balasku.

    "Malas! Lu aja sana! Lu kan alim" Jawabnya lalu membelakangiku.

    Bang Doni saudara sepupuku memang pemalas sekali melaksanakan sholat 5 waktu apalagi sholat jumat dia lebih suka berhura-hura, padahal dia sudah baligh dan juga SMA sedangkan aku belum baligh dan masih SD, walaupun belum tapi aku tidak pernah absen dengan kewajibanku itu.
                
****

     7 tahun berlalu kini aku sudah baligh dan sudah menjadi remaja dewasa, sekarang aku sudah menjadi anak kuliahan, waktu memilih perguruan tinggi, aku hanya sembarang saja dan akhirnya aku keterima di perguruan tinggi negeri di tempat tinggalnya Bang Doni.

     Bang Doni rumahnya memang berbeda Propinsi denganku, aku di Sumatra dan dia di Jawa. Tetapi jalan menuju rumahnya tak asing lagi bagiku karena setiap lebaran Idul Fitri aku selalu berkunjung ke rumahnya soalnya Omaku tinggal bersama orang tuanya. 

   Aneh tapi nyata, kata itu yang sering ada dibenakku gara-gara perasaan aneh ini, perasaan yang berbeda terhadap Saudara sepupuku yang satu itu, ntah ini gila atau apa, tetapi menurutku ini perasaan tidak wajar, perasaan itu dimulai pada waktu itu aku sedang berlibur dirumahnya.

    "Ehh kerudung merah udah sampai sini aja!" Sapanya sambil menyubit hidung pesekku.

    "Kerudung hitam kali, Buta apa!" Jawabku dengan mulut yang di monyongkan, Dari dulu aku memang pakai Hijab tetapi anehnya Bang Doni selalu berkata Si Kerudung merah karena dia sering melihatku dulu mengenakan Hijab berwarna merah, "pulang kerja bang?" Tanyaku, "Bau banget sih! Mandi sana!" Tambahku sambil menutup hidung karena menyium bau keringat Bang Doni.

     "Buset dah gini-gini gue wangi." Jawabnya sambil mengangkat tinggi tangannya.

     Tak lama itu adzan magrib berkumandang aku segera mengambil wudhu.

    "Etsss gue duluan, gue mau mandi!" Ujarnya berlari menghalangi jalanku menuju Toilet.

     Aku memonyongkan bibirku lalu duduk bersama Omaku di ruang makan yang sedang meminum  sambil mengemil biskuit susu buatan Bundaku yang sengaja dikirim kesini.

   "Risya... kuliah Dokter bukan ya?" Tanya Oma.

   "Iya Oma, Dokter gigi"Jawabku.

   "Wahh bagus... nanti bikinkan Oma gigi palsu ya!" Pintanya sambil menunjukkan gigi gerahamnya yang sudah copot.

   "Iya Oma, Insyaallah, kalau Risya sudah bisa Risya bikinkan buat Oma, Gratis deh..." Ujarku sambil menyengir. Tidak lama itu Bang Doni keluar dari toilet lalu aku segera berwudhu.

    Setelah berwudhu, aku menuju kamar yang disediakan untukku yaitu berada di lantai dua dan juga melewati kamar Bang Doni, aku melihat pintu kamar Bang Doni terbuka sedikit lalu aku meliat Bang Doni sedang Sholat, aku terdiam sejenak dan tersenyum tipis melihat itu.

    Bang Doni yang kukenal selama ini suka hal-hal yang jauh dari agama kini ia rajin sekali sholat, mengaji, bahkan jika ada waktu senggang ia sempatkan sholat berjamaah dan mengikuti pengajian di Masjid, adem sekali melihat pria seperti itu.

     Rasa itu semangkin menjadi setiap kali ia mengajakku jalan, waktu itu aku masih dirumah dia dan ada Kak Vera adik Bang Doni yang melihat bang Doni merangkulku.

   "Bang Doni mau kemana sama Risya?" Tanya Adik Bang Doni yang baru saja keluar dari toilet.

    "Mau mak..."

    "Mau jalan...lu gak usah ikut!" Jawab Bang Doni memotong pembicaraanku sambil menyubit bahuku.m
    "Iiihhh jahat banget... Vera juga lapar kalik...! Oleh-oleh yak!" Pinta adiknya sambil berteriak karena kami sudah berada diluar pintu rumah.

    Sesampai di sebuah restoran cepat saji, Bang Doni memesan makanan tidak menunggu lama makanannya datang lalu segera kucicipin. Malam ini aku sedikit agak lapar karena tadi pagi aku hanya memakan oatmeal di kosanku.

   "Lahap banget, berapa tahun kagak makan lu?" Tanyanya sambil mengejek, tapi tak kujawab, " Ohya, kok lu makin jelek makin gede? Dulu waktu kecil cantik" Tambahnya.

     "Elahh bang dulu gue gendut salah, lah sekarang kurus di bilang jelek! malahan ya bang, gue tambah cantik! Mantan aja pada pengen balikan!" Jawabku tak mau kalah.

    "Emang pernah pacaran? Gue kira cewe kerudungan kagak tau pacaran!" Ujarnya.

   "Gak deh bang, gue jomblo dari lahir, kagak pernah pacaran!" Jawabku dengan wajah drama.

   "Ya elahh... jones... boleh juga nih!" Ujarnya.

   "Hah? Boleh apaan?" Tanyaku bingung.

   "Nggak papa, makan deh, mau nambah? Nambah aja gue baru gajian kemaren!" Tawarnya.

***

     Hari libur telah usai, kini aku kembali ke kosanku, aku tidak ingin merepotin Tante Yani makanya aku memutuskan untuk kos yang tak jauh dari kampusku tetapi agak jauh dari rumah tante Yani, yang penting tidak merepotin keluarga mereka karena anak tante Yani ada 8 orang, hanya baru 2 orang yang sudah menikah, hanya saja setiap hari libur aku sengaja menyempatkan berkunjung kerumah tante Yani sekalian menjenguk Omaku yang sekarang sudah sulit sekali untuk berjalan.

    Walaupun aku jarang mampir kerumah Tante Yani, tetapi abangku yang anak ke 4 dari 8 bersaudara itu tak pernah absen mengirimin aku makanan dari makanan berat dan ringan hingga makanan yang mahal dan juga murah.

   "Risya, ada abang lu tuh di depan!" Panggil teman kostku, lalu aku segera menghampiri Bang Doni.

   "Risya, lagi ngapain? Nggak sibukkan?" Tanyanya.

    "Nggak sih, cuma lagi bikin laporan aja sih, masih lama juga sih deadlinenya" jawabku.

    "Ayo jalan!" Ajaknya.

    Seminggu 2 kali dia selalu mengajakku jalan, dan aku merasakan perubahan di hati ini yang semangkin menjadi , ini perasaan aneh, ini perasaan tidak wajar, ini perasaan gila, ini perasaan yang tak mungkin, yasudahlah, jika diungkapkan ini tidak mungkin.


   Maret 2010, Hari ini hari pernikahan Kakak sepupuku dari Budeku atau kakaknya Papaku, keluarga besarku semua menghadirinya, Mama dan Papaku yang tinggal di Sumatra juga datang dengan Adikku yang paling kecil, acara ini membuatku senang karena bisa berjumpa dengan 2 malaikat cintaku. Waktu itu orang tuaku sedang berbicara dengan Tante Yani, suaminya dan juga ada Bang Doni disana, lalu aku menghampiri tempat itu.

    "Doni kapan nyusul Ridho?" Tanya Papaku kepada Bang Doni saat aku baru sampai di kumpulan itu.

     "Sudah ada, tinggal tunggu waktu saja lagi!" Jawab Om Ferdi, Ayah Bang Doni, seketika jantungku berdegup kencang, seperti ada yang menusuk-nusuk.

     "Tapi katanya Doni maunya sama Risya bukan teman kerjanya itu, iya Don ya?" Tanya Tante Yani, yang membuat aku dan Bang Doni malu.

    "Hah...Iya Risy, mau sama Bang Doni?" Tanya mamaku dengan muka terkejut tapi hanya bercanda.

    "Nggak kok!" Jawabku dengan Bang Doni bersamaan.

   "Nah kan sama-sama." Ujar Tante Yani.

   "Nggak ma, mama apaan sih? Risya itu adik Doni, mana bisa di nikahi!" Ujar Bang Doni.

   "Bisa kok, sepupu itu boleh nikah loh!" Jelas Om Ferdi sambil nyengir.

    "Nggak pa, Doni sayangnya dengan Chika, Risya kan cuma adik!" Jelas Bang Doni.

     Kak Chika adalah tunangan Bang Doni, aku kenal dengan Kak Chika, Kak Chika mengetahui aku adik sepupu Bang Doni dan ia juga mengetahui aku paling sering di manjain Bang Doni, entahlah apa dia cemburu atau tidak tetapi aku sedikit tidak enak dengannya, tapi perasaanku bukanlah main-main, perasaan cinta yang ada di hatiku ini benar-benar tidak bisa pergi.

***

   7 bulan berikutnya saat Idul Fitri, semua keluarga berkumpul di rumah Tante Yani, saat itu keluarga sedang membicarakan pernikahan Bang Doni dan Chika, saat itu juga ada Kak Chika di sana, antara cemburu dengan tidak aku melihat mereka bermesraan didepanku.

    Karena hari pernikahan itu semangkin dekat, akhir pekan usai lebaran, Bang Doni mengajakku ke sebuah pantai yang katanya Indah tetapi kita hanya berdua, kurasa ini adalah terakhir kalinya aku akan jalan dan senang-senang bersama Bang Doni.

    "Baguskan pantainyaa!!" Ujar Bang Doni, aku hanya mengangguk,lalu Bang Doni bertanya"lu pernah kesini kagak?"

     "Nggak..." jawabku singkat

      "Senja ini indah banget ya, indahnya tidak seperti biasanya!" Ujarnya, aku hanya mengagguk dan tersenyum tipis, "Tau nggak kenapa gue ngajak lu kesini?" Tanya abangku.

      "Nggak tau." Jawabku sambil menggelengkan kepala.

     "Abangkan mau nikah sama Chika, jadi abang..." Katanya terpotong-potong,"Jadi abang ini mau..."
    "Mau minta restu, elahh... udah di restuin kok yang jelas gue dapat seragam udah diam.." potongku.

    "Bukan Risy, tapi abang ini sebenarnya... sebenarnya sayang dengan kamu itu... itu lebih...lebih dari adik..." Jelasnya terpotong-potong, aku yang tadi serius menyaksikan matahari terbenam, mataku langsung melotot terkejut.

    "Iya, andai kamu itu wanita lain, aku maunya mempersunting kamu, tapi kamu adik sepupu aku, apakata orang, keluarga kita ini-ini saja, tapi ada orang yang sama seperti kamu yaitu Chika, makanya aku yakin dan memilih Chika, dan juga Chika lah yang bisa merubah hidup aku seperti ini, menjauhkan aku dari barang-barang haram..." Jelasnya, "aku tau kok kamu udah terbawa perasaan sama aku,hanya saja kamu tidak mau bilangkan?" Tanyanya.

    Aku mengangguk dan mataku mulai berkaca-kaca, "abang tau dari mana? sejujurnya sih Risya memang menyayangi abang... bahkan lebih dari itu... tapi bibir Risya selalu kelu untuk  mengucapkan hal ini...tapi... Risya senang kok bisa...bisa dekat banget sama abang akhir-akhir ini" Ujarku yang mulai menitihkan air mata.

   "Maafkan aku ya mungkin telah menyakitimu..." Ucapnya, lalu aku hanya mengangguk, lalu ia memelukku erat.

   Hari itu, hari terakhirnya aku jalan bersama Bang Doni, aku harus ikhlas walaupun tidak bisa memiliki dia secara utuh,kata orang cinta itu memang tidak harus memiliki, tapi apa kata orang jika kita menjadi teman hidupnya sepupu. Aku hanya bisa berdoa di setiap sujudku agar mereka menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah dan juga semoga saja aku bisa mendapatkan pengganti yang lebih dari dia untuk mengisi hati yang saat ini kosong.






---SELESAI----
   

Minggu, 28 Februari 2016

Selamat Ulang Tahun

  Hei... Hei... Hei...
Apa kabar semua? Lagi ngapain? Pasti lagi baca ini ya kan? *pede.

  Kali ini aku akan ngeshare tentang ulang tahun. Ulang tahun adalah hari jadinya atau kelahiran seseorang, pasangan dan komunitas atau organisasi.

  Biasanya dalam beberapa kebudayaan, memperingati ulang tahun seseorang atau ulang tahun pernikahan (pasangan) biasanya dirayakan dengan mengadakan pesta ulang tahun dengan mengundang keluarga atau teman-teman. Dan begitu pula ulang tahun sebuah komunitas biasanya dari ketua hingga anggota berkumpul menjadi satu untuk merayakan hari jadinya komunitas itu.

  Ngomong-ngomong ulang tahun, mama aku sering banget bikin acara ulang tahun kecil-kecilan dirumah setiap aku atau abang aku ulang tahun waktu SD. Berhubung dulu mamaku lulusan SMK jurusan Tata Boga, Mama aku jago banget masaknya, nggak kalah deh pokoknya dengan chef-chef terkenal. jadi nggak perlu beli atau pesan tinggal bikin sesuka hati.

  Ettsss... tapi dulu pernah kok diadakan ulang tahunku secara besar-besaran, waktu itu ulang tahun ke 5 tahun, waktu itu aku masih  TK jadi, mamaku ngundang teman TK, keluarga, anaknya teman kantor ayah,dan pasti anak-anak tetangga dan waktu itu aku diberi hadiah banyak banget sampai-sampai bingung mau buka yang mana duluan.

  Sejak umurku 11 tahun sampai ulang tahun aku yang kemarin pada sebulan yang lalu mama nggak pernah ngadain ulang tahunku lagi, ya paling sekedar makan-makan di restoran saja, ya menurutku pantaslah aku kan sudah remaja tak mungkin juga harus di rayakan terus menerus.

  Waktu MTs, ulang tahunku selalu diingat sama teman seangkatan, kenapa coba?  Karena ulang tahunku samaan dengan 3 cowok (lumayan) ganteng idola para teman-teman cewek, sebenarnya sih cuma sama-sama tanggal 27 Januari, bedanya aku lahir tahun 2000 sedangkan mereka 1999, beda setahun.

  Saat itu pagi-pagi aku baru datang saja udah lebih dari 10 orang yang ngucapin, ya aku nggak kepedean sih, tapi aku peka kok mereka ingat gara-gara 3 cowok itu  mungkin hanya beberapa yang memang benar-benar spesial mengingatku.*pedebangetdah..

  Waktu itu kelas 8 tepatnya ulang tahunku bertepatan dengan acara maulid nabi di sekolah, kalau acara seperti itu yang cuma dengarin ustadz ceramah paling jam 10 udah pulang.

  Hari itu aku tidak ada perasaan buruk tetapi hal buruk pun datang, saat aku menuju pulang ke rumah dari belakang teman-temanku menyeplokin telor dikepalaku tak lupa pula tepung terigu disiram keseluruh tubuhku dan baunya bukan main amis-amis gimana gitu, apalagi ketika telor pecah diatas kepala serasa otak ini sedikit tergeser, setelah itu aku pulang dengan bau amis yang semerbak, semua temanku pun tertawa bahagia melihat penderitaanku ini.

  Ulang tahun pasangan, ehem ... berhubung aku single belum punya pasangan jadi nggak pernah ngerayain hal itu, paling cuma ngerayain ulang tahun pernikahan mama ayah biasanya sih cuma makan-makan diluar rumah saja.

  Komunitas ? Sebenarnya aku ini anak yang pemalu dengan orang baru (tapi kalau udah kenal, aku malu-maluin) jadi jarang sekali ikut komunitas-komunitas kalau nggak ada teman akrabku.

  Berbicara komunitas, baru-baru ini sih aku bergabung komunitas E-writer atau penulis bernama Teranggana, walaupun belum pernah ketemu mereka yang nyata tapi mereka baik-baik banget dan saling mendukung dalam dunia kepenulisan satu sama lain.

  Kembali ke ulang tahun, coba tebak hari ini hari apa ? Semua yang baca pasti bilang hari minggu, tapi.... bagi aku dan teman-teman penulisku hari ini hari spesial, karena tepat tanggal 28 Februari pada hari ini adalah hari ulang tahun Teranggana yang pertama , komunitas kami memang baru tapi karangan teman-temanku nggak kalah kerennya dengan penulis-penulis terkenal.



  Walaupun aku belum pernah ketemu sama mereka yang 90% nya tinggal di JaBoDeTaBek sedangkan aku tinggal di Kalimantan Timur jauh bangetkan yaa, tapi suatu saat pasti aku bisa bertemu mereka dan ngumpul bareng ngomongin sebuah projek menulis.*aamiin

  Selamat Ulang tahun Teranggana... semoga di umur yang baru setahun ini kita bisa bersama-sama sukses meraih mimpi yang akan menjadi nyata.... aamiin ya allah...

  Maaf sekali tidak bisa berkumpul merayakan hari jadi yang pertama ini karena jarak kita yang sangat begitu jauh... Semoga diacara berikutnya aku bisa hadir.... aamiin

Jumat, 05 Februari 2016

Orang Ketiga

"Namun tiba-tiba kau ada yang punya...
Hati ini terluka...
Sungguh ku kecewa, ingin kuberkata...
Kasih maaf bila aku jatuh cinta...
Maaf bila saja kusuka...
Saat kau ada yang punya...
Haruskah kupendam rasa ini saja...
Ataukah kuteruskan saja...
Hingga kau meninggalkannya dan kita bersama..."

   Aku mulai bernyanyi dan memainkan piano kesayanganku, aku sengaja menyanyi ini mengikuti perasaanku, perasaanku sekarang yang lagi jatuh cinta kepada seseorang. Seseorang yang kusayangi, kucintai dan sangat ingin kumiliki namun tak bisa kumiliki.

   Tiap pagi aku selalu menunggu kehadirannya, entah itu hanya lewat atau sekedar menyapaku tapi aku tetap menunggu dia di sudut ruang kelas, walaupun jam pelajaran telah dimulai aku tetap menunggunya.

   Setelah lama menunggu akhirnya dia lewat bersama 2 temannya dan dia menyapaku lalu kumembalasnya, setelah ia pergi aku lompat-lompat kesenangan, Sahabatku juga lompat-lompat kesenangan soalnya doiku pasti jalannya sama doinya sahabatku juga.

"Sintha... Tadi Kak Hardy dengan Kak Dein..." ujarku kesenangan.

"Kak Dein potong rambut tambah ganteng, Chikaa!" Shinta Histeris melihat potongan rambut Kak Dein.

"Masa sih ? Aku gak perhatiin!"

   Setiap Kak Hardy dan Kak Dein lewat, aku dan Sintha selalu membicarakan hal yang menarik dari diri mereka, seperti Kak Dein yang baru saja memotong rambutnya sedikit pendek dan rapi, tak jarang jika mereka ke kantin kita mengikuti mereka dari belakang tetapi kalau ke toilet tak mungkin lah, maklum kelasku berada paling ujung dekat Toilet dan Kantin makanya Kak Hardy dan Kak Dein pasti lewat depan kelasku.

    Selain menunggu sapaan darinya, aku dan Sintha juga mengikuti ekstra kulikuler yang sama dengan 2 kakak itu yaitu Ekskul Teater, dulu aku memang sangat menyukai ekskul ini tambah ada Kak Hardy semakin semangat diriku untuk mengikuti kegitan Ekskul ini, Kecuali Sintha dia hanya ikut-ikutan aku dan Kak Dein.

   Kami latihan Teater setiap Kamis dan Sabtu, di Sekolah kami latihan ekskulnya minimal 2 hari sekali dalam seminggu makanya hampir semua siswa hanya memiliki 1 ekskul,  dan maka dari itu aku semangat sekali mengikuti ekskul ini bisa bertemu dan diajarin Kak Hardy 2 kali seminggu selama 1 jam setengah. Kak Hardy dan Kak Dein udah kelas 12 sedangkan aku dan Sintha masih kelas 10 makanya mereka harus mengajari kami karena mereka senior.

"Ohiya Chika lain kali kalau udah action jangan hiraukan penonton ya!"  Jelas Kak Hardy"Kalau Sintha Vokalnya dikerasin biar teman-temannya bisa dengar, tadi saya dibelakang nggak dengar vokal kamu!" Tambahnya memberi koreksi kami, kami hanya mengangguk dan aku senyum-senyum nggak jelas.

   Setiap hari kulalui dengan menunggu dia di dekat jendela kelas, terkadang aku tak memperhatikan pelajaran karena aku sibuk memikir dan menungguinya. Pernah suatu hari Kak Hardy dan Kak Dein lewat bersama teman-temannya saat itu aku dan Sintha lagi berdiri depan pintu kelas dan Kak Hardy didorong sama teman-temannya ke arahku lalu Kak Hardy terjatuh ke arahku dan kita sama-sama jatuh , teman sekelas dan teman-teman Kak Hardy pada menyorakin aku.

"Ciieeee.... cieeeehhh Hardyy Chikaaa!" Sorakan teman-teman, perasaanku saat itu bercampur aduk yaitu antara malu,deg-degan dan senang.

   Aku langsung duduk di tempat dudukku dan menutup wajahku malu dengan kerudung yang ku pakai, Kak Hardy dan teman-temannya telah pergi tetapi teman-temanku masih menyorakiku yang membuatku jadi tambah malu.

"Ciiiee Chika!" Sorak Sintha di telingaku.

"Iiihhh Sintha..."

"Kantin yuk..." ajaknya

"Nggak mau, malu ketemu Kak Hardy dan temannya."

"Mereka udah balik kekelas kali."

    Lalu kamipun kekantin, sesampai di kantin ternyata masih ada Kak Hardy, dan aku hanya menunduk malu lewat di depannya, akupun memesan makanan dan duduk sedikit agak jauh dari Kak Hardy dan teman-teman. Tapi nggak lama itu ada yang menyentuh pundakku, akupun menoleh kebelekang.

"Kak Hardy..."

"Eh Chik maaf ya tadi Dein usil tuh dorong aku ke arah kamu," ujarnya sambil menyodorkan tangan, laluku membalasnya,"kamu nggak kenapa-napa kan?" Tanyanya, aku hanya menggeleng, "Oh baguslah." Lalu ia pergi.

"Gitu doang?" tanya Sintha dengan wajah bingung.

Aku menganggukan kepala, " tangannya dingin Sin!" ujarku.

"Wihhh dia deg-degan dekat kamu tuh!" Jelas Sintha.

"Ahh masa sih?" Tanyaku, Sintha hanya mengangguk.

    Hari kelulusan Kak Hardy mulai dekat dan itu tandanya cepat atau lambat mungkin dia akan pergi dari sekolahan ini, aku ingin menyatakan perasaanku tapi itu terdengar lucu  jika aku mengatakan dulu, terkadang cinta itu membingungkan diungkapin malu takut ia pergi, gak diungkapin nyesak dihati.

  Dan saat usai ulangan nasional, aku iseng mengajak Kak Hardy jalan, syukurlah dia tidak menolak ajakkanku.

"Kita beli Komik dulu kali Chik, kamu udah beli belum yang edisi 107?" Tanyanya.

"Oh yang 107 udah lah, kakak belum beli? buruan deh beli... seru banget kak..." Jawabku.

"Yaudah kita ke toko buku dulu..." ajaknya.

   Setelah itu kita pergi mencari tempat makan murah meriah sesuai kantong anak SMA. kita makan Mie ayam bakso pinggir jalan.

"Kak ...mmm apa ya... nggak jadi deh..."

"Loh kok gak jadi ngomong."

"Nggak apa-apa kak, makanannya udah datang tuh." Padahal aku ingin jujur sama Kak Hardy tetapi lidah ini rasanya beku sekali untuk memulai mengungkapkan kata-kata itu.

"Doain kakak ya semoga lulus UN terus lulus SNMPTN ya"


"aamiin , emang mau ngambil jurusan apa?"

"Sastra Jepang Chik" jawabnya, aku hanya mengangguk.

    Namun sayang beribu sayang, kata-kata yang belum sempatku ungkapan menjadi hanya sebuah Harapan, setelah aku jalan sama Kak Hardy, aku melihat nama seseorang di status BBMnya dan Foto Profilnya juga foto cewe itu.

"Hanifah Putri, cewe ini siapa?"tanyaku yang mulai menitihkan air mata.

"Pacar Kak Hardy Chik..." jawab Sintha.

"Kamu tau dari mana Sin?"

"Aku nanya Kak Dein, Yahh kamu telat Chik, seharusnya kamu ungkapin pas kemarin makan Mie Ayam."

"Gimana coba gue ungkapinnya? Aku akut ditolak , malu Sin!"

"Kan kamu cuma ungkapin bukan nembak"

"Tapi sama saja!"

"Nanti pas hari kelulusan kamu ungkapin, dan kamu bilang kamu bukan nembak tapi ini hanya sekedar perasaan yang dipendam dan kak Hardy harus tahu hal ini!" Jelas Sintha, aku hanya mengangguk dan diam memikiri hal itu.

  Hari kelulusan yang ditunggu-tunggu kakak kelas 12 tiba, hari yang menegangkan ini bisa jadi hari terakhirku bertemu kak Hardy seperti yang kuketahui dia akan kuliah di luar pulau Kalimantan, jadi pasti aku tidak akan bertemu lagi dalam waktu dekat ini.

   Setelah pengumuman itu selesai serta Kak Hardy dan teman-temannya dinyatakan lulus, aku segera menelpon Kak Hardy menyuruhnya ke warung tempat biasa anak sekolahan kami nongkrong. Aku menunggu Kak Hardy cukup lama di situ, tidak lama itu ia datang dengan baju abu-abunya yang sudah penuh dengan corat-coret warna-warni tanda tangan teman-temannya, katanya sih ini buat kenang- kenangan.

"Ada perlu apa Chik?" Tanyanya dengan wajah datar, tetapi dari kejauhan Sintha menyemangatiku.

"Gini kak, saya mau ngomong..."

"Mau curhat? Aduh saya gak ada waktu chik... saya duluan ya Chik..." beranjak pergi.

"Tapi kak..." kataku terpotong-potong, "aku suka sama kakak dari lama..." ujarku, dan membuat Kak Hardy menoleh kebelakang lagi.

"Kamu ngomong apa barusan?"

"Aku suka sama Kak Hardy..." aku memperjelas dengan menundukkan kepala karena malu.

"Saya juga suka sama kamu..." jawabnya, aku mengangkat kepalaku seolah tak percaya.

"Tapikan kakak udah ada pacar..."

"Bukan pacar lagi ... tapi tunangan!" Jelasnya, hatiku tambah hancur ketika mendengar penjelasannya itu.

"Lalu? Kenapa kakak bilang suka sama saya?"

"Karena saya menghargai perasaan kamu, permisi..." Jawabnya lalu ia pergi, jauh dan semakin jauh.

   Sintha yang melihat kejadian itu langsung memelukku dengan kencang lalu menghapus air mataku yang mulai berjatuhan ke pipi tembemku ini.

"Jangan buang air matamu sia-sia dengan orang yang hanya numpang lewat dikehidupanmu, lagipula jika ia benar-benar menyukaimu dia akan menjaga perasaanmu sungguh-sungguh, bukan tidak jelas seperti ini" Ujar Sintha dan memelukku lagi.

"END"