Sendiri... sendiri ... aku selalu sendiri. Sendiri sambil menangis di ujung tempat tidur sambil bertanya-tanya dengan diri sendiri.
"Siapa aku?"
"Siapa Orang tua ku?"
"Dimana mereka berada?"
"Mengapa mereka tega tinggalin aku?"
"Siapa Orang tua ku?"
"Dimana mereka berada?"
"Mengapa mereka tega tinggalin aku?"
Pertanyaan ini yang selalu ku ucapkan dalam hati dan juga selembar kertas di diary ku jika aku teringat sosok orang tua yang tak tau bagaimana wajahnya dan tega tinggalin aku yang pada saat itu masih suci ditempat panti asuhan ini.
Memang aku disini tak sendiri , banyak juga teman-teman dipanti asuhan ku ini yang mengalami seperti aku merasa sendiri karena orang tua melantarkan mereka begitu saja , padahal jelas-jelas kami adalah titipan tuhan, tetapi mereka membuangnya begitu saja.
Selain itu, yang membuat aku sedih "Mengapa aku lahir tak sempurna?". Jika ku melihat teman-teman pantiku , teman sekolahku , dan juga sekelilingku mereka begitu sempurna mereka bisa dengar sesuatu tanpa alat bantu dan mereka bisa biacara lancar dan bisa menyanyikan syair-syair dengan indah, tapi diriku ? Diriku hanya bisa mendengar sesuatu menggunakan alat dengar yang diberikan oleh orang baik padaku dulu, tapi aku tetap tak lancar bicara dari kecil, aku seorang tunarungu.
Semenjak kelas 4 SD aku disekolahkan oleh pihak panti asuhan disekolah biasa , jelas saja aku senang , selain dapat beasiswa karna kecerdesan otakku pada saat itu , aku mendapatkan teman-teman sempurna yang sangat baik kepadaku dan terima aku apa adanya. Walau begitu aku tetap bersedih jika aku hanya dikamar sendiri , karena kamar di pantiku ini kecil-kecil jadi 1 orang satu kamar jadi menurut aku pantiku ini kayak hotel.
6 tahun kini berlalu , sekarang aku sudah naik kelas 10 Sekolah Menengah Atas.
"Arsyell!"panggil seseorang dari 3 orang yang berada disitu.
"Arsyell ternyata kau disini, dari tadi kami mencari mu!"ujar Sista si cantik yang rambutnya sering diurai panjang, aku membalas dengan bahasa isyarat.
"Oo kamu dari toilet , mengapa tak mengajak kita?"tanya Refi sigadis gemuk yang hobynya kelahi jika ada yang membullyku.
"Auu keeyet!"jawabku sambil memperagakan artinya 'aku kebelet'.
"Yaudah kita kekantin yuk !"ajak Selvi cewek berambut pendek dengan kacamata besar, wajah nya persis kayak Velma diserial scooby doo itu, kamipun segera menuju kantin sekolah. Sista,Selvi, dan Refi sahabatku sejak kelas 4SD dulu.
"Arsyell!"panggil seseorang dari 3 orang yang berada disitu.
"Arsyell ternyata kau disini, dari tadi kami mencari mu!"ujar Sista si cantik yang rambutnya sering diurai panjang, aku membalas dengan bahasa isyarat.
"Oo kamu dari toilet , mengapa tak mengajak kita?"tanya Refi sigadis gemuk yang hobynya kelahi jika ada yang membullyku.
"Auu keeyet!"jawabku sambil memperagakan artinya 'aku kebelet'.
"Yaudah kita kekantin yuk !"ajak Selvi cewek berambut pendek dengan kacamata besar, wajah nya persis kayak Velma diserial scooby doo itu, kamipun segera menuju kantin sekolah. Sista,Selvi, dan Refi sahabatku sejak kelas 4SD dulu.
Siang itu aku baru pulang sekolah, saat aku memasuki pintu kamar dipanti aku menemukan kotak kado kecil dan saat ku buka berisi Jam, jam saku yang lucu , jelas saja bentuknya seperti 'Love' setengah , aku rasa aku ada penggemar rahasia.
Seminggu dari hari itu , lagi-lagi saat aku pulang sekolah aku mendapatkan kado kecil tepat di depan pintu kamarku, aku pun segera membuka kado itu dan aku mendapatkan buku diary setengah 'love' tetapi buku ini sebenarnya tampak sudah lama , tercium bau usang tetapi bentuk nya sangat lucu.
"Lumayan lah buat terjemahkan bahasa ku!"ujarku dalam hati
"Lumayan lah buat terjemahkan bahasa ku!"ujarku dalam hati
Dan semenjak saat itu aku selalu mendapatkan kado diary berisi uang yang lumayan banyak , dan herannya tak ada satu katapun dalam diary itu, hanya uang mereh beberapa helai saja dan terkadang Bunda Aci yang memberiku .
"Arsyell ... buat kamu ya!"kata Bunda Aci
"Aa.. uaaatt aa unaa?"tanyaku seperti gaya ku 'ini buat saya bunda?'
"Iya...buat kamu , jangan bilang-bilang keteman-teman mu ya!"jelasnya, ohiya Bunda Aci memang dekat dengan aku , karna hanya dia yang ngerti bahasa orang bisu , dia sampe sekarang masih ngajar di sebuah SDLB , tepatnya tempat aku SD waktu kelas 1-3 dulu.
"Oooo heheh"ujarku sambil memberikan jempol 'okeh' arti kerennya , Bunda Aci beranjak pergi
"Una, au oeh au i'i ayi aa?"tanyaku 'Bunda,kalau boleh tau ini dari siapa?", tetapi Bunda tak menjawab lalu ia pergi.
"Arsyell ... buat kamu ya!"kata Bunda Aci
"Aa.. uaaatt aa unaa?"tanyaku seperti gaya ku 'ini buat saya bunda?'
"Iya...buat kamu , jangan bilang-bilang keteman-teman mu ya!"jelasnya, ohiya Bunda Aci memang dekat dengan aku , karna hanya dia yang ngerti bahasa orang bisu , dia sampe sekarang masih ngajar di sebuah SDLB , tepatnya tempat aku SD waktu kelas 1-3 dulu.
"Oooo heheh"ujarku sambil memberikan jempol 'okeh' arti kerennya , Bunda Aci beranjak pergi
"Una, au oeh au i'i ayi aa?"tanyaku 'Bunda,kalau boleh tau ini dari siapa?", tetapi Bunda tak menjawab lalu ia pergi.
Aku semangkin penasaran siapakah penggemar rahasiaku , mengapa dia memberiku uang setiap minggu kepada ku, serta buku diary-diary, diary couple, dan jam saku couple ini. Aku mengambil handphone miniku sambil membalas sms teman-teman, padahal disini gak boleh ada handphone takut pada ngiri tapi berhubung sekamar 1 orang walau kecil bisa saja aku sembunyikan dimana-mana handphoneku jika ada Razia.
Hari-hari telah lewat, dan hari ini hari Minggu aku berjalan santai bersama teman-teman pantiku serta kami menonton acara musik pagi gratis disebuah tempat dan biasanya acara Langsung di sebuah stasiun tv swasta. Pagi itu aku menonton beberapa artis yang menyanyi, sesudah itu aku kembali kepantiku dan aku ingin curhat ke ruangan Bunda Aci.
Sesampaiku di ruangan Bunda Aci aku melihat seorang paruhbaya yang serupa seperti ku 'tunarungu'.
"Aaii!"sapaku,seketika ia memelukku.
"Aaff , sa'ahh oang!"ujarnya padaku 'maaf,salahorang'
"Akk aa"jawabku 'gak papa',lalu ia pamit ke Bunda Aci , dan aku melihat dia menjatuhkan sebuah foto, didalam foto itu ada gambar ibu itu dan seorang bayi , latarnya di sebuah maskot provinsi.
"Maaf Arsyell fotonya ibu simpan ya!"kata Bunda Aci mengagetkanku, lalu ku memberi foto itu ke Bunda Aci lalu ia menyimpannya.
"Aaff , sa'ahh oang!"ujarnya padaku 'maaf,salahorang'
"Akk aa"jawabku 'gak papa',lalu ia pamit ke Bunda Aci , dan aku melihat dia menjatuhkan sebuah foto, didalam foto itu ada gambar ibu itu dan seorang bayi , latarnya di sebuah maskot provinsi.
"Maaf Arsyell fotonya ibu simpan ya!"kata Bunda Aci mengagetkanku, lalu ku memberi foto itu ke Bunda Aci lalu ia menyimpannya.
Bulan-bulan berikutnya kini aku sudah kelas 12 SMA, dan aku masih saja mendapatkan buku diary berisi uang merah itu. Tetapi aku mempunyai keheranan dengan ibu-ibu tunarungu yang ku temui mengapa dia sering menghindar , apa coba salahnya diriku?.
"Aaii !"sapaku, lalu ia pergi tanpa membalas sapaanku , begitu terus jika aku menyapa padahal aku ingin kenal sama orang yang kekurangan seperti aku.
"Eh Syel ... lo kenapa sih gak nanya aja siapa yang beri buku diary ini ?"tanya Refi
"Una aak au aih awu au"jawabku 'bunda gak mau kasih tau aku'
"Jangan-jangan penggemar rahasia lo ! Anak panti juga!"duga Sista
"Tapi kan anak panti cowok gak boleh masuk area panti cewek dan sebaliknya gitu!"tambah Selvi
"Kali aja di luar si cowok nitipin ke cewek , siapa kek gitu!"ujar Sista
"Iyasih"Refi mengangguk
"Tapi syell , lu kemaren ada bilangkan ada ibu-ibu bisu aneh gitu! Kali aja orang itu yang beri lu !"lagi-lagi Sista menduga-duga
"Ahelah lu Sist, lu mah menduga-duga mulu deh !"ujar Refi.
"Una aak au aih awu au"jawabku 'bunda gak mau kasih tau aku'
"Jangan-jangan penggemar rahasia lo ! Anak panti juga!"duga Sista
"Tapi kan anak panti cowok gak boleh masuk area panti cewek dan sebaliknya gitu!"tambah Selvi
"Kali aja di luar si cowok nitipin ke cewek , siapa kek gitu!"ujar Sista
"Iyasih"Refi mengangguk
"Tapi syell , lu kemaren ada bilangkan ada ibu-ibu bisu aneh gitu! Kali aja orang itu yang beri lu !"lagi-lagi Sista menduga-duga
"Ahelah lu Sist, lu mah menduga-duga mulu deh !"ujar Refi.
Hari-hari berlalu , mentari setiap hari bergantian dengan bulan , dan bulan bergantian juga dengan matahari. Kini lagi-lagi ketemu wanita parubaya itu lagi dan lagi-lagi dia menghindar, tetapi aku menemukan sebuah foto usang lama yang pasti sudah sering di lipat-lipat, aku segera menyimpan foto itu disaku celana ku sebelum dilihat Bunda Aci.
Sesampaiku dikamar aku melihat foto ibu itu dengan bayi yang mirip seperti diriku,tampak jelas anting emas yang digunakan bayi itu , mirip sekali yang aku simpan.
"Apa iya ibu itu ibu ku?"tanyaku dalam hati
"Lalu mengapa ia menghindar , apa salahku ? Apa ia dia yang memberi semua diary berisi uang ratusan ribu ini ?lalu mengapa ia tega tinggalin aku disini?"hatiku mulai bertanya-tanya, lalu aku menemukan tulisan dibagian belakang foto itu.
"Arsyellia Utami Putri Yahya, nama yang hampir mirip dengan aku"ujarku dalam hati sambil membaca , sebenarnya nama asli ku dari panti 'Arsyellia Shaputri'
Tak lama dari hari itu saat aku bersih-bersih kebun panti aku melihat ibu itu lagi, aku segera menghampirinya.
"Iwu!"panggilku,lalu seketika ia menangis
"Syell, ibu ini lain ibu mu tapi adik ibumu!!"ujar Bunda
"Awu iwu u maya?"tanyaku 'lalu ibuku mana?"tanyaku
"Uah aat a ael au!"ujar ibu peni 'udah saatnya arsyell tau!'.
"Syell, ibu ini lain ibu mu tapi adik ibumu!!"ujar Bunda
"Awu iwu u maya?"tanyaku 'lalu ibuku mana?"tanyaku
"Uah aat a ael au!"ujar ibu peni 'udah saatnya arsyell tau!'.
Setelah itu Bunda Aci dan Ibu Peni menceritakan semuanya dengan deraian air mata yang keluar dari mata mereka , ia menceritakan bahwa mama ku kecelakaan pada usiaku 6 bulan dan kaki nya harus diamputasi karna membusuk , tak lama itu ayah ku pergi meninggalkan ibuku tanpa kata cerai dan juga ayah ku pergi membawaku pada usia 7 bulan ayahku menitipkan ku panti ini tetapi tak tahu caranya akhirnya aku cuma diletakkan disebuah kardus tepatnya di halaman depan pantiku kata bunda Aci didalam kardus itu tertulis namaku "Arsyellia Shaputri".
Setelah itu Ibu peni adik ibuku , mengikuti pengajian yang tamunya anak-anak pantiku dan pada saat itu umurku masih 3tahun , ibu peni yang dulu ingat banget dengan anting kecilku serta tanda lahir yang seperti luka bakar di sikuku , mengatakan bahwa itu aku dan diam-diam dia mengeteskan DNA ku ke ibuku memakai rambut, jelas saja positif dan setelah aku SD Ibu peni lah yang memberi aku alat bantu dengar karna ia tahu bahwa aku sama seperti dia seorang tunarungu, Sebenarnya Ibu peni sering menitipkan uang tetapi tak banyak tetapi semenjak SMA Ibu Peni lebih sering menitipkan uang lewat diary yang diberi ibuku dan selamaku disini memang ibuku tak pernah menjenguk , karna rasa tak enak pada suami barunya yang telah menghasilkan 4 orang anak.
"Awu au oeh ak ial ama iwu u?"tanyaku 'lalu aku boleh gak tinggal sama ibu ku?'
"Ohh boleh sekali Syell! Umur kamu sudah 17 tahun boleh kok!" jelas Bunda Aci
"Ohh boleh sekali Syell! Umur kamu sudah 17 tahun boleh kok!" jelas Bunda Aci
Dan semenjak hari itu aku tinggal bersama tante Peni , adik ibuku. Ibuku bukan tak mau menerima aku tetapi karena anaknya banyak dia menyuruhku tinggal bersama tante peni yang tak punya anak.
setelah 17tahun lebih berpisah akhirnya aku berkumpul dengan keluarga , terutama keluarga besar , aku bisa ketemu nenek,kakek bude,pade,paman,tante, dan sepupuku semua. Akhirnya aku tak sendiri lagi, aku punya keluarga yang baik dan menerima aku dengan semua kekurangan ku ini walupun aku baru mengenal mereka.
------------------End-------------
Requestd by : Kiky
Terima Kasih sudah sempat mampir untuk membaca , mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan kata, kesamaan ide, gak jelas,gak nyambung , karna manusia tak luput dari kesalahannya. Silahkan buat Koment atau Saran , agar saya bisa memperbaiki tulisannya Thank's....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar