'BRUKK'
seseorang menabrakku hingga semua buku yang baru saja kubeli di koperasi berjatuhan.
"Gak punya mata ya lu!"cetusku
Lalu dia hanya diam dan aku memperhatikan wajahnya
"Maaf kak!"lalu ia pergi tanpa membantuku menyusun buku-bukuku yang terjatuh.
"Kamu tidak apa-apa?"seseorang menghampiriku.
"Aku tidak apa-apa"jawabku cuek
"Nanti jam 8.30 yang meny
ampaikan materi ekskul pertama kita berdua, Kevin hari ini belum bisa masuk sekolah dan kamu yang harus menggantikannya!"jelasnya
"Baik kak!"jawabku,lalu dia pergi, dia Kak Ryan Kakak kelasku , ia adalah Ketua dari ekskul Kesenian di SMA Amandapa.
Sekarang aku sudah kelas 11 SMA. Kelasku kali ini berada dilantai 2,dari situ aku dan teman-teman aku bisa menyaksikan anak-anak yang di kerjain sama anak-anak osis, tapi dikerjainnya hanya buat kelucuan semata,tidak menggunakan kekerasan fisik kok, sebenarnya ini MOS hari kedua bagi mereka, mereka semua sudah menggunakan perlengkapan mos seperti tas kardus,topi setengah bola dan nametag yang ada nama serta Fhoto mereka.Tepat jam 8.30 mereka di perbolehkan masuk aula karna pagi itu cukup terik. Akupun bergegas menuju aula tersebut karna aku dan Kak Ryan akan menyampaikan materi serta promosi tentang ekskul Kesenian.
Sampai di aula, Osis mempersilahkan kami untuk menyampaikan materi.
"Hello semua adik-adik calon siswa SMA Amandapa perkenalkan saya Febryan Romeo biasa dipanggil Ryan... saya ketua dari ekskul kesenian dan sekarang saya kelas 12 MIA 2"Kak Ryan memulai pembicaraan.
"Dan saya Velenciya biasa dipanggil Velen, saya disini selaku seketaris ekskul kesenian dan sekarang saya kelas 11 IIS 3"aku juga memperkenalkan diriku.
Kak Ryan segera memulai menjelaskan tentang kesenian. Kesenian disekolahku ini menjadi satu ada bagian drama atau teater,tari atau dance, vocal,musik dan melukis. Disini aku mengambil kesenian Teater karna aku dari dulu cinta banget dengan dunia teater ini.
Saat-saat Kak Ryan menjelaskan aku memperhatikan wajah-wajah para calon adek kelas aku satu persatu , saat itu juga mataku tertuju pada seorang pria berkulit putih,bermata sipit dan tubuhnya juga berisi.
"Dia kan yang menabrakku tadi"ujarku dalam hati
"Dia Perfect juga..."gumamku bersuara pelan.
ternyata terdengar dengan anak osis yang sedang disebelahku.
"Ehem...Siapa Len yang perfect,gua?"tanya anak osis bernama Koko.
"Pedean lu ko, adalah adek kelas"jawabku, dengan gaya kecentilan memilin rambut panjangku.
Sesudah itu materi dari kamipun selesai, aku segera keluar dari aula begitu juga anak-anak mos keluar dari aula karna waktunya istirahat.aku dan Kak Ryan menuju kelas karena searah jadi kita sama-sama, tiba-tiba terdengar suara seorang pria memanggilku dari belakang.
"Kak Velen..." panggilnya,lalu aku dan Kak Ryan menoleh ke arah suara itu.
"Kak velen!!"panggilnya dengan senyum manisnya sambil berlari menuju arah gue, ternyata dia adek kelas yang aku perhatiin dan menabrakku tadi,tiba-tiba jantung gue berdebar-debar ketika ia semangkin mendekat.
"Kak Velen sebelumnya saya minta maaf soal yang tadi pagi, saya buru-buru, takut dihukum sama kakak-kakak osis"jelasnya dan tiba-tiba wajah menjadi seperti tidak enak setelah melihat wajah kak Ryan
"Ohiya nggak apa-apa kok"jawabku dengan senyuman yang pasti membuat dia terbayang-bayang.
"Boleh minta pin bb nggak kak!"pintanya
"Ehem"Kak Ryan berdehem,lalu memberi formulir ekskul kesenian yang kebetulan ada pin bbmku
"Ngg.. ma...makasih ya kak, permisi!"pamitnya dengan wajah takut melihat Kak Ryan.
Seminggu kemudian, sekolah sudah belajar seperti biasa, ekskulpun sudah berjalan seperti biasa,setiap malam adek kelas itu selalu mengechat bb aku, dari Chat yang sekedar basa-basi sampai Chat yang serius seperti menanyakan tentang pelajaran,selain itu dia juga sering ngajak gue jalan,tapi selaluku tolak,jelas saja dekat dia aja deg-degan banget apalagi jalan bareng dia mungkin bisa copot jantung ini,tetapi sejujurnya aku lebih sering jalan sama Kak Ryan, sebenarnya aku tidak enak sekali dengan kak Ryan yang selalu membelikan aku barang-barang kebutuhanku,tetapi setiap Kak Ryan menembakku,aku tak pernah menerimanya.
Tepatnya pada malam kamis, Adek kelasku ini mengajakku jalan,berhubung aku sangat begitu bosan dirumah,akhirnya aku memutuskan menerima tawaran jalan sama dia,sebenarnya sih tidak mau,tapi ini hanya terpaksa. Setelah selesai berjalan-jalan keliling mall dengan tidak membeli apapun,pada akhirnya kami ke restaurant ayam cepat saji.
"Kak velen sering nggak kesini?"tanya dia.
"Sering Rel!"jawabku, ohiya nama adek kelasku ini namanya Farel.
"Sama siapa kak?"tanyanya lagi.
"Sama keluarga,teman-teman terus sama Kak Ryan juga sering banget malahan"jawab gue.
"Kak Ryan? Kak Velen sama Kak Ryan akrab gitu punya hubungan apasih?"tanyanya dengan raut wajah tidak senang.
"Teman, kitakan rekan ekskul dia ketua gua seketaris, gua udah akrab aja gitu mulai SMP di sanggar Amandapa kita latihan drama bareng"aku menjelaskan ke Farel.
"Jadi benar nih kakak nggak ada hubungan apa-apa sama Kak Ryan?"tanyanya sekali lagi, aku hanya mengangguk sambil meminum soda.
"Kak,saya boleh ngomong sesuatu nggak?"tanyanya, lagi-lagi jantungku berdebar mendengar pertanyaannya itu tetapi dengan gaya cuekku terhadap dia lalu aku bertanya balik.
"Ngomong apa ya?"
"Gini kak saya nggak ingin jadi sekedar adek kelas tapi saya sayang dan cinta banget sama kakak,kak mau nggak jadi kekasih saya?"ungkapnya, aku hanya terdiam. yap, aku shock ternyata cintaku tak sebelah tangan.
"Mungkin kakak bisa berpikir-pikir dulu untuk menerima saya, saya mau menunggu sampai kapanpun jawaban kakak kok"tambahnya.
"Saya pikir-pikir dulu ya dek"jawabku, sebenarnya aku ingin menerima saat itu juga tetapi ia menyuruhku untuk berpikir dahulu,jujur aku mementingkan perasaan Kak Ryan.
***
Siang esoknya saat jam Istirahat tepatnya saat kududuk dibangku kantin sambil makan siang bersama teman-teman tiba seseorang menutup mataku.
"Mmm lepaskan"lalu ia melepaskan tangannnya, ternyata dia kak Ryan
"Len,ini yang terakhir kalinya,dan kuharap kau menerimanya, Velen, Will you be my love?"tanyanya tanpa basa-basi dengan memberi boneka beruang pink cukup besar.
"Terima...terima...terima..."sorak teman-teman yang berada di kantin.
Aku bingung sekali, aku harus berbuat apa, jika aku menerima, aku tidak enak dengan Farell yang menunggu jawabanku, jikaku tolak Kak Ryan sudah terlalu sering aku tolak dan ini yang paling romantis dia menembakku.
"Gimana Len? Terima aja atuh!"ujar temanku yang sedang makan bareng aku.
"Iyaa..."tanpa pikir panjang aku menerima dia.
"HOREEEE .... PJ Ryan !"Sorak anak-anak
"Buat 20 orang tercepat yang beli dikantin Bu ayu"ujar Kak Ryan
Hari itu juga aku resmi menjadi Pacar Kak Ryan dan saat itu ternyata Farell menyaksikan ini semua. Aku tidak melihatnya tapi dia menyaksikan kejadian tadi ditengah-tengah kerumunan orang-orang yang menyaksikan, semua ini pasti membuatnya patah hati.
Setelah bell berbunyi semua bubar dan aku kembali kekelas,saatku melewati kelasnya, dia yang duduk didepan biasanya selalu menanti senyumanku, kali ini dia membuang muka terhadapku,aku mengerti perasaan dia, dan aku memang salah karena aku memberi kesempatan kepada orang yang terpaksa harus aku cintai.
Sepulang sekolah ia menghampiriku diparkiran, lalu dengan wajah yang tidak begitu semangat dan tanpa sepatah kata ia memberiku sepucuk surat dan segaraku buka.
"Terimakasih kak setiap malam sering balas chat saya,terimakasih kak udah buat saya beberapa minggu ini bahagia,pokoknya senang banget udah bisa kenal kakak lebih dekat,mungkin saya hari ini tampak lebih sedih karena suatu hal, tetapi mungkin kakak sangat berbahagia dengan hal itu, selamat ya kak dengan kakak itu,longlast ya... sekali lagi terimakasih kak sudah buat saya sakit hati, Dari Farell Fahlevy"
Setelah usaiku membaca dan ingin sekali meminta maaf ternyata Farell sudah pergi dari hadapanku.
"Terlambat"ujarku dalam hati,aku segera mendudukin motorku dan berjalan pulang dengan rasa yang bersalah.
Sejujurnya aku sangat bingung sekali dengan perasaanku ini, aku sangat begitu mencintai Farell, tetapi aku sungguh tidak enak jika lagi-lagi menolak Kak Ryan. Jujur, rasa cinta itu tidak bisa dipaksa, tetapi kita harus bisa belajar menghargai perasaan orang yang telah lama berjuang demi kita. Mungkin Farell tersakiti, tetapi perkenalanku dengan Farell begitu singkat dan aku belum terlalu mengenal dia lebih jauh, sedangkan Kak Ryan telah lama sekali kukenal dan cintanya begitu tulus padaku karena ia rela sekali menungguku. Karena itu kurasa Farell cukup jadi seorang adekku saja dan tidak akan lebih.
#END#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar