Masa ini berakhir, masa sekolah, masa bermain-main, masa menjadi nakal, masa cinta monyet dan lain-lain. 12 tahun sudah aku bersekolah, mulai TK, SD, SMP dan SMA yang baru saja berakhir. Sedih, sedih rasanya jika mengingat hal-hal yang tidak bisa terulang lagi.
Pagi itu aku melangkahkan kakiku untuk mendaftar sebuah SMA, lagi-lagi sekolah islam, sebenarnya ingin merasakan sekolah umum, tapi lagi-lagi hatiku memilih sekolah islam. Aku mendaftar di sebuah Madrasah Aliyah Negeri.
Tahun pertama dimulai, awal-awal masuk aku merasa tidak begitu nyaman karena sekolah ini begitu jauh dari rumahku. Namun, lambat laun rasa ketidaknyamanan itu mulai hilang ketika canda tawa mulai menaburi hari-hariku di Sekolah itu, memiliki teman dekat salah satunya. Sesekali beberapa pihak membuatku tidak nyaman lagi, tetapi aku tidak memperdulikannya karena di sini aku hanya ingin sekolah dan tidak untuk mencari musuh.
Di kelas ini beberapa anak ada yang tidak menyukaiku, sekali lagi aku katakan 'aku tidak peduli' karena aku tidak perlu disukai dan beberapa diantara mereka menurutku begitu egois, ya begitulah sifat-sifat orang-orang berbeda-beda, hehe... termasuk aku yang mungkin tidak begitu suka di atur berlebihan, karena menurutku apa pun itu yang berlebihan tidak baik. Tapi, dengan aturan berlebihan tersebut itulah kelas ini dicap menjadi kelas unggulan terbaik.
Di tahun pertama ini aku kembali mengikuti kegiatan teater, dari kegiatan teater luar sampai dalam sekolah aku ikuti. Aku memang menyukai kegiatan ini sejak SD, karena kegiatan ini seru, asik dan hilangin stress lah pokoknya. Selain itu, aku bisa memiliki banyak teman dari luar sekolah, bahkan aku sempat menyukai seseorang di kegiatan ini, hanya perasaan sesaat kok, hehehehe....
Memasuki tahun kedua, katanya nilai gue merosot sehingga dipindahkan ke kelas yang biasa-biasa saja. Tapi, di kelas biasa-biasa saja inilah puncak kebahagiaan, mau tahu apa? Yaitu, memiliki sahabat dan teman kelas yang sangat begitu baik. Kelas ini sering dicap tidak bagus karena anak-anaknya memang nakal, seperti gue yang tidak suka sekali diatur, ya namanya remaja...
Di kelas inilah gue merasakan persahabatan, perkelahian dan perdamaian menjadi satu, ketika ada masalah mereka langsung mengungkapkan secara terang-terangan tidak adalagi yang namanya keegoisan itu. Keseruan di kelas ini tidak bisa dijelaskan begitu detail karena begitu banyak-banyak sekali. Terkadang, jika aku mengingat hal-hal yang terjadi bisa saja aku tersenyum-senyum sendiri, hahaha...
Mulai nonton bareng, ngerujak, makan bareng di kelas, tiduran di belakang kelas saat ada guru atau tidak ada guru, coret-coret papan tulis dengan gambaran gak jelas sampai tinta spidol habis, cerita-cerita hantu, sering bolos saat jam pelajaran, disuruh sholat malah ngumpet di ruangan rahasia, ijin ke wc tapi baliknya lama, ngerjai wali kelas sampai marah, bikin beberapa guru marah sampai gak mau masuk ke kelas karena kelakuan kami, apalagi ya? Dan lain-lain lagi deh masih banyak.
Beneran dah di kelas ini seru bangett, sumpah! gue kangen masa-masa di kelas ini, gue nakal tapi masih ada batasannya, kalau gue gak pernah berurusan dengan BK sih, tapi kalau teman gue beberapa sering, hahaa.... Ohiya, tapi misalnya masa SMA lo gak pernah dimarahi guru itu berasa ada yang kurang, soalnya dari amarah guru tersebut lo bisa berubah mungkin menjadi baik...
Tapi, ingat jangan dicontohlah yah yang jelek-jelek, hehehehe...
kembali ke kegiatan teater, gue merasakan bahagianya jadi salah satu kepengurusan dikegiatan teater. Menjadi seorang seketaris di teater ini, sebenarnya gue nggak ngerti apa kegunaan seketaris di sini, tapi karena ketuanya begitu sibuk dan wakilnya tidak ada, gue yang maju untuk membuat cerita teater ketika ada event-event di sekolah, hingga anak-anak teater memanggil gua 'Sutradara abal-abal' *I am Okay.
Selama kelas 2 gue nggak pernah memikirkan cinta karena gue memiliki sahabat yang begitu baik dan peduli banget melebihin seorang pacar. Selain Santi sahabat kecilku, ada Doddy, Mardiana, Ani, Desi dan yang baru saja pindah waktu itu Annisa, ohiya satu lagi yang sering gue bully si Zain, hahaha...
Gue Gak pernah galau, bahagia terus bersama mereka, serasa hidup ini tidak ada beban, hanya beban PR lahh yaa saat itu mengahantui, hahaha...
Mungkin karena hal itu ketika kenaikan kelas gue meraih peringkat 2, sungguh luar biasa anak sangat pemalas seperti ini bisa memperoleh peringkat seperti itu, hahaha... tapi kebahagiaan memperoleh itu hanya sebentar karena kelasku menjadi berpisah dengan sahabat-sahabat, ohh... sedih sekali bukan? Oke, ini lebay, hahaha...
Ketika kelas 12, tiga besar dari kelas lama dipindahkan ke kelas unggul dan gue yang memperoleh rengking 2 kembali lagi ke kelas yang sangat dicap begitu unggul seangkatan tersebut, karena prestasi-prestasi yang ditorehkan oleh mereka-mereka tidak terhitungkan. Senang awalnya bisa bergabung kembali di kelas ini, apalagi anak sepertiku diijinkan kembali belajar di kelas unggulan ini.
Ketika hari pertama, gue melihat semua wajah mereka, dengan beberapa wajah baru pertama kali sekelas denganku dan juga wajah lama yang tidak asing bagiku karena pernah sekelas dulu. Tapi, aku merasa kehadiranku seperti tidak diinginkan oleh mereka, siapa juga yang mau berteman sama anak rusuh kayak aku ini, nyebelin lagi dan gak mau diatur pula. Tapi, disini gue mendadak menjadi anak sok pendiam gitu, haha... sok kalem.
Beberapa kali aku mencoba agar bisa berteman dengan baik dengan mereka, tetap saja rasa tidak cocok atau tidak pantas itu nimbul didalam otakku. Karena hal itu, setiap istirahat aku selalu ke kantin bersama sahabatku yang berada di kelas lain itu dan makan di kelas mereka yang begitu penuh kehangatan, asiquee...
Terkadang pembicaraan gue tidaklah cocok dengan mereka bahkan candaan gue rasanya begitu dahsyat menyentuh hati mereka padahal candaan ini wajar-wajarlah kalau di kelas sebelah, maklum kalau cewek memang gampang baper gitu kalau diajak bercanda dikit-dikit masuk ke hati, ngambek terus gak temenan, kalau cowok? Biasa aja sih, paling cuma becanda gitu katanya haha... ohiya, mungkin karena beberapa cewek di kelas gue ini begitu alim. jadi, tidak begitu cocok dengan gue yang anaknya gak alim-alim gitu dan apalagi terkadang gue nggak sengaja mengeluarkan kata-kata kasar...
Memasuki semester kedua di kelas 12 ini, persaingan mulai terasa begitu panas, rasanya panas melebihi minyak panas yang percikannya jatuh ke kulit. mereka salling bersaing untuk mendapatkan nilai UN tertinggi, sedangkan gue lebih memilih berlajar SBMPTN karena kata orang jika lu bisa ngerjakan SBMPTN berarti lu bisa ngerjain UN karna kategori soal SBMPTN lebih sulit.
Ketika pendaftaran SNMPTN dibuka gua senang soalnya ini pintu masuk utama buat masuk PTN ya itu pikiranku saat itu. namun, sayang sekali ternyata gua tidak masuk bagian dari 50% di sekolah gua, sangat sedih rasanya, awalnya sih tidak terima apalagi ketika teman-teman kelas yang anak-anak pintar itu loh! tau gua gak bisa ikut SNMPTN tatapan mereka makin menganggap gua remeh seakan didalam hati mereka "lagian sok pintar sih, sok-sokan ngarepin snm... blablabla.." dan semacamnya. terus ada yang ngomomng ke gua "ngapain ikut SBMPTN susah, gak akan di terima, mending ikut SNMPTN pasti diterimalah." kata-kata itu masih megiang di telinga gua, ya gua gak akan menyebutkan namanya.
Biar begitu gua tetap diriku bersemangat untuk mengikuti SBMPTN, sedikit demi sedikit gue pelajarin materi demi materi walau UN telah dekat, gua sempat-sempatin untuk belajar SBMPTN. Hari UN tiba, gue mendapatkan shift pertama untuk mengerjakan soal UN berbasis computer di lab computer sekolah.gue ngerjakan soal UN dengan penuh hati-hati, UN berlangsung selama 4 hari dari hari senin sampai kamis.
UN berakhir dengan bahagia, akhirnya libur. tapi, gua belum bisa libur karena masih banyak materi SBMPTN yang harus dikejar. Gue mendaftarkan diri untuk mengikuti SBMPTN, karena gua bukan peserta bidikmisi makanya gua bisa daftar lebih awal dan membayar di bank yang telah ditentukan. setelah membayar akhirnya gua bisa daftar dan memilih kampus yang gue idam-idamkan sejak dulu, saingannya cukup ketat tapi apa salahnya untuk mencoba, mana tahu rejeki kan.
Pengumuman SNMPTN tiba, walau gua gak bisa daftar tapi gua kepo, apakah teman-temanku lulus SNMPTN, apakah orang-orang yang telah meremehkan gua itu lulus. Saat pengumuman tiba, grup kelas sangat begitu rame banget, ternyata anak kelas yang keterima jalur di SNMPTN hanya 7 orang dari 20an orang pendaftar. Apakah orang yang meremehkan gue itu lulus? TIDAK. Oke, dengan baik hati gue menyemangati orang-orang yang telah meremehkan gue itu, gak boleh dong dibalas, kan kasian, hahaha...
Tanggal 2 Mei 2017, ada yang tau hari apa?? yap benar hari pendidikan nasional, tapi selain itu tanggal itu adalah hari kelulusan gue SMA dan anak-anak SMA/K se- Indonesia, senang bukan? ya dong. tepat jam 11 malam web sekolah megumumkan kelulusan. Finally, gue lulus SMA... Horayyy... sayang sekali pengumumannya tengah malam jadi tidak bisa coret-coret, sekolah gue memang melarang coret-coret baju sebaiknya memang baju-baju yang masih layak itu disumbang bukan dicoret-coret.
2 hari berikutnya adalah puncak wisuda kelulusan SMA. gue berpenampilan berbeda dari yang biasanya, khusus untuk hari itu gue di dandanin dengan wajah yang menjadi berubah, gue mengenakan baju kebaya modern berwarna kuning dan rok batik coklat. rasa sedih itu mulai keluar ketika kepala sekolah mengalungkan gordon di leherku, hari itu aku resmi jadi alumni saat pembacaan janji alumni dilontarkan bersama-sama seangkatan disaksikan orang tua, guru, adik kelas dan lain-lain.
Sekian cerita pengalaman SMA gue, pengen tahu cerita selanjutnya tentang perguruan tinggi, next blogg gue ya... byebyee.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar