"Semua siswa baru wajib mengikuti perkemahan ini!" Ujar ketua osis yang memberi pengumuman tentang perkemahan, para siswa pun ada yang senang dan ada yang kesal termasuk Jia, karena Jia tidak biasa mengikuti acara perkemahan seperti ini, tetapi yasudahlah semalam tanpa AC tidak apa-apalah menurutnya.
Jia pun berkumpul dengan teman-teman satu kelompok dan ternyata mereka juga tidak menyukai perkemahan. Ada yang mengajak bolos, ada yang nyuruh bilang saja orang tua tidak mengizinkan dan lain-lain tapi apalah mereka tetap harus mengikuti perkemahan ini kalau tidak mos mereka di anggap tidak lulus dan harus di ulang tahun depan.
Keesokan harinya tepat dihari Sabtu, para siswa berkumpul di lapangan sekolah dengan membawa peralatan kemah lengkap, lalu para siswa diarahkan menaik bis untuk menuju taman perkemahan. Jia yang gayanya selangit itu membawa perlengkapan kemahnya dengan membawa koper.
Setibanya di taman perkemahan, para siswa di suruh membuat tendanya per kelompok, berhubung kelompok Jia kelompok anak konglomerat, mereka membawa tenda yang tinggal dikembangkan saja lalu bisa berdiri menjadi tenda.
Setibanya di taman perkemahan, para siswa di suruh membuat tendanya per kelompok, berhubung kelompok Jia kelompok anak konglomerat, mereka membawa tenda yang tinggal dikembangkan saja lalu bisa berdiri menjadi tenda.
"Panas juga ya dalam tenda." Ujar Jia.
"Ya kali dalam tenda dingin." Sambung Intan.
"nanti ya aku bikin tenda yang ada AC nya!" tambah Cella.
"Hellehh... mana bisa, mana ada listrik di hutan!" Ujar Keke.
"Yaudahlah! Siapa nih yang mau masak makan siang kita ini?" Tanya Intan.
"aku aja, aku kan calon chef terkenal!" tawar Keke.
"Ngapain bikin, beli dong!" Ujar Jia.
"Hellow... mana mungkin mas-mas delivery bisa masuk sini." Ujar Intan.
"Bisa... kalian tutup mata kalian..." suruh Jia, semuanya menutup mata, kecuali Jia. "Hallo... mbak pesan ayam,nasi, kentang dan esnya 4 ya!" Jia memesan makanan, lalu Jia membuka koper besarnya dan masuk ke dalam koper itu.
Seperti dunia mimpi, Jia pun akhirnya tiba di rumahnya sambil menunggu makanan, sedangkan teman-temannya di tenda sudah mulai ribut.
"Ji, lama banget, lapar ni!" Ujar Intan.
"Apa perlu aku bantu?" Tanya Keke.
Tidak lama kemudian makanan yang di simpan datang, Jia pun masuk kembali ke sebuah koper yang ada di kamarnya dan ia pun tiba kembali di tendanya.
"Yeheee... mmm wangii" gumam Jia, "okehh girls, buka mata kalian" suruh Jia.
"Waww... ayam!!" Seru Cella.
"Makan sudahh yukk!" Suruh Intan.
"Kok secepat ini sih mas-mas delivery ngantarnya ke hutan gini?" Tanya Keke yang heran.
"Tidak usah banyak tanya, makan saja sudah!" Ujar Jia.
Mereka pun makan bersama-sama di tenda yang pengap itu. setelah selesai makan semua siswa berkumpul lagi di lapangan untuk bermain sebuah game dari anak-anak osis. Permainan itu pun sangat menyenangkan, tampak sekali dari wajah-wajah bahagia dari semua siswa terkecuali Jia dan teman-teman, seperti ada beban di wajahnya, kelompok anak manja itu sepertinya tidak menyukai perkemahan ini.
Acara pun berlanjut sampai malam bahkan sampai tengah malam. Walaupun sampai malam semua siswa tetap antusias melaksanakan kegiatan ini, walaupun demikian tapi banyak juga yang tiba-tiba mendadak sakit dan pingsan, tapi syukurlah tidak ada siswa yang kesurupun di acara ini.
Acara tengah malam yaitu api unggun akhirnya berakhir, semua siswa, para anak osis pun kembali ke tendanya dan para penjaga tetap duduk di tempat penjaga. Jia dan teman-teman setendanya juga masuk ke tenda, tampak mereka tidak bisa tidur dam hanya sekedar memejamkan matanya saja.
Jia yang tidak bisa tidur pun, menyusun pakaian ganti dan tas nya menyerupai tubuh dan di selimutinya lalu ia pun masuk ke koper besarnya dan ia pun tiba di sebuah kamar Hotel, Hotel ini milik ayahnya dan salah satu kamar memang tempat khusus Jia menginap.
"Hoammss... akhirnya tidur." Ujar Jia, sambil menyetel jam beker kamar hotel itu ke pukul 4 pagi.
Namun, teman tendanya yang menyadari kehilangan Jia pun terbangun dan mencari-cari.
"Jia, kamu dimana?" Tanya gadis beramabut panjang (Intan).
"Ihh Jangan-jangan Jia, di makan harimau!" Duga Cella.
"Mana mungkin, tenda kita tertutup gini," sambung Keke, "Jia kamu dimana?" Tanya Keke sambil membuka kopernya Jia, "lah itu Jia!" Tunjuk Keke, jika ada seseorang yang masuk maka orangnya kelihatan seperti ada cermin disekitar koper.
"Apaan sih Ke? Banyak ngayal kau!" Ujar Intan.
"Ii beneran... itu loh!" Tunjuk Keke lagi dengan penasaran mereka pun mencoba masuk ke koper besar itu, mereka pun sampai di kamar hotelnya Jia. "Tuh kan Jia di sini" kata Keke yang membenarkan.
"Sstt... jangan ribut!" Kata Cella, "keren yaa... koper ajaib!" Tambahnya.
"Jia... Jia... apakah ini kamu?" Tanya Keke, sontak Jia pun terbangun.
"Hah...Kalian ngapain disini?" Tanya Jia.
"Kami kira kau hilang dan aku pun iseng membuka koper besarmu lalu aku mencoba masuk karena kopermu kosong!" Jelas Keke.
"Aduuh nanti kita ketahuan nginap di sini, bagaimana susun tas kalian menyerupai tubuh, seperti aku tadi, ngerti kan?" Tanya Jia, lalu mereka mengangguk dan kembali ke tenda lewat koper ajaib milik Jia. Tidak sampai 5 menit mereka pun sudah sampai lagi di hotel Jia lewat koper ajaibnya.
***
KRIIING...KRIIINGG...KRIIING...! Suara jam beker yang telah di setel Jia tadi tidak satupun yang menghiraukan suara jam itu. Namun, tidak lama itu Keke pun terbangun.
"OMG... SETENGAH LIMA... TEMAN....TEMANN...TEMAN... BANGUN!" Teriak Keke padahal jam masih menunjukkan 4 lewat 5 menit.
Sontak semua temannya terbangun dari lelap tidurnya lalu mereka berebutan kamar mandi.
"Gue duluan ya!" Ujar Intan.
"Nggak, gue duluan gue yang punya hotel!" Jelas Jia, dengan terpaksa temannya pun mengalah dan mengikuti apa kata Jia.
Setelah semuanya selesai mandi, mereka pun menyantap hidangan yang sudah di pesan Jia tadi, Restoran Hotel ini menerima pesanan 24 jam jadi bisa kapan saja memesan makanan.
Namun, di taman perkemahan saat seorang anak osis yang hendak membangunkan kelompok Jia dan teman-temannya, dia telah meneriakin dari luar tapi tak satupun yang keluar, karena kesal ia pun menengok ke dalam dan membuka salah satu selimut dan selimut lain, betapa terkejutnya ia tidak menemukan anak-anak disitu, ia pun memberi tahu ke anak osis lain.
***
Setelah Jia dan teman-temannya selesai makan ia pun kembali ke tenda melalui koper, dan terkejut tendanya berhamburan, Jia yang curiga melihat kejadian sebelumnya di koper ajaibnya, dan jelas ada satu anak osis yang masuk tetapi tak adalagi yang mengecek masuk, lalu mereka pun mencari sebuah alasan, berbagai macam alasan di utarakan, dan akhirnya mereka menemui alasan yang tepat dengan memberanikan diri Jia duluan yang keluar dari tenda.
"Hoammss... udah pagi!" Ujar Jia sambil meregangkan otot tubuhnya.
"Heyy anak baru dari mana kamu?" Tanya seorang anak osis yang melihat kearah Jia.
"Baru bangun tidur..." jawab Jia dengan polosnya.
"Mana teman-teman kamu?" Tanyanya.
"Ada di dalam!" Jawab Jia singkat. "Gais, keluar!" Suruh Jia, teman-temannya pun keluar.
"Dari mana kalian?"tanya ketua Osis.
"Baru bangun tidur!" Jawab Keke.
"Geo! Tadi katamu mereka tidak ada! Dan ini mereka ada!" Kata ketua Osis dengan nada tinggi. "Tadi kenapa kalian tidak bangun saat dibangunin?" Tanyanya kepada Jia dan teman-temannya.
"Gak dengar kak!" Jawab Cella.
"Tapi tadi saya cek dalam memang nggak ada!" Ujar Geo.
"Nggak ada tu kakak panggil, nah tapi pas dengar ribut-ribut dari tenda lain makanya kami keluar!" Jelas Intan.
"Oke... sebagai hukumannya... Geo yang saya hukum karena telah membuat semua orang panik!" Ujar Edo si ketua osis, "Sekarang Geo kamu Push up 10 kali!" perintah Edo, Geo pun melaksanakannya.
Selanjutnya mereka berolahraga pagi semua siswa mengikutinya dengan senang, kecuali Jia dan temannya tidak mengikuti senam pagi itu dan malah asik mengobrol di barisan belakang.
"Mager banget nah senam kayak gini!" Ujar Cella.
"Enak ngegym lagi dari pada senam ibu-ibu gini!" Tambah Intan.
"Ada cogan lagi di tempat gym!" Sambung Keke.
Setelah senam mereka pun kembali ke tenda membuat sarapan, berhubung Jia dan teman-temannya sudah makan di hotel tadi, mereka malah sibuk berfoto-foto di dalam tenda, setelah itu mereka membersihkan tenda dan melipat tenda kembali.
Selanjutnya mereka melakukan upacara penutupan perkemahan. Tidak lama upacara mereka pun akhirnya bergegas menuju bis dan pulang kerumahnya masing-masing.
"END"